search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cacat Fisik, Kondisi Bayi Gede Agus Membutuhkan Uluran Tangan
Selasa, 26 Juni 2018, 10:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com,Denpasar. Melihat kondisi bayi yang bernama Gede Agus yang mengalami cacat fisik dan makin memburuk, tim dari kecamatan Sidemen langsung menindaklanjuti dengan cara membantu membuatkan permohonan ke Buapti dan ke Dinas Sosial Karangasem untuk dibantu biaya hidup dan pengobatan Gede Agus.
 
[pilihan-redaksi]
Tim Kecamatan Sidemen I Nengah Suarya mengatakan saat ini Gede Agus sedang membutuhkan bantuan makan makanan yang bergizi untuk menaikkan berat badannya. Dirinya berharap dengan dipublikasikannya kondisi Gede Agus ada dermawan yang memberikan uluran tangannya untuk membantunya.
 
Hal ini dikarenakan melihat kondisi perekonomian orang tua Gede Agus menjadi dilema karena biaya dalam pengobatan anaknya tersebut. Orang tua yang sehari hari hidup bergantung hanya sebagai seorang petani itu pun hanya sebagai penggarap lahan merasakan sangat kewalahan. Belum untuk berobat, dalam memenuhi kebutuhan Gede dan biaya sehari hari kebutuhan keluarga masih sangat kewalahan.
 
"Kita sangat prihatin melihat kondisi Gede Agus, pihak orangtuanya sekarang hanya bisa pasrah dan menangis saat menceritakan kondisi putranya," ujarnya, Senin (25/6) di Karangasem.
 
Orang tua Gede Agus, yaitu pasangan suami istri I Komang Cheri Astika Yasa dengan Ni Kadek Sumartini hanya bisa menangis saat tim dari Kecamatan Sidemen mendatangi rumahnya yang berada di Banjar Dinas Kebung, Desa Telaga Tawang, Sidemen, Karangasem untuk melihat kondisi putra pertamanya yang mengalami cacat fisik sejak dilahirkan.
 
Dituturkan oleh Ni Kadek Sumartini, putra pertama yang diberi nama I Gede Agus Mahardika divonis mengalami cacat fisik oleh dokter ketika melakukan USG kandungan yang saat itu baru berusia sekitar 7 bulan.
 
"Ketika di USG, dokter bilang bayi yang ada didalam kandungannya tidak kelihatan bagian kepalanya," kata Sumartini.
 
Mengetahui kondisi bayi yang ada di dalam rahimnya seperti itu, Sumartini tak mampu berbuat banyak. Pasutri ini hanya bisa pasrah berharap ada suatu mukjisat dari tuhan agar kondisi bayinya bisa normal.
 
Waktu terus berlalu, tepatnya pada tanggal 16 Agustus 2015, putra pertamanya itu lahir kedunia dengan cara melahirkan secara normal. Saat dilahirkan kondisi putranya seperti bayi normal pada umunya bahkan beratnya juga 3 kilogram, hanya saja sesuai dengan hasil USG tersebut, pada bagian  kepala bayi tersebut berukuran sangat kecil dan lembek.
 
[pilihan-redaksi2]
Sebagai orang tua, tentu berharap yang terbaik untuk anaknya, begitu juga Sumartini dan suaminya dengan sabar merawat Gede Agus begitu panggilannya seperti balita pada umunya. Setahun berjalan, keanehan terus diperlihatkan oleh Gede Agus dimana pertumbuhan fisiknya sangat lamban bahkan nyaris terlihat sama seperti saat dilahirkan.
 
Kondisi Gede Agus kian memperihatinkan menginjak tahun kedua, pasutri itu semakin tidak mengerti atas apa yang dialami putranya dimana pertumbuhan fisiknya kian tidak wajar. Berbagai upaya sudah dilakukan utuk mengobati Gede Agus, namun tetap saja nihil tanpa hasil dan kondisi Gede tetap seperti itu.
 
Sekarang ini, tanpa bermaksud untuk menyalahkankan siapapun, Sumartini dan suami hanya bisa pasrah dan menerima semuanya sebagai takdir yang harus dijalani keluarganya sambil tetap berusaha memberikan pengobatan kepada Gede. (bbn/igs/rob)
 
 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami