1.800 Penari Sukses Membawa Rejang Sandat Ratu Segara Catat Rekor Muri
Sabtu, 18 Agustus 2018,
23:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. Sebanyak 1.800 penari yang sebagian besar adalah anak anak, SMP, SMA/SMK se Kabupaten Tabanan sukses menarikan tari Rejang Sandat Ratu Segara selama 11 menit di areal Pura Tanah Lot, Kediri, Tabanan, Bali, Sabtu (18/8/2018).
[pilihan-redaksi]
Atas kesuksesan pementaskan tarian kolosal dan sakral di ajang Tanah Lot Art dan Food Festival yang dicetuskan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tersebut mendapatkan catatan rekor Muri Dunia. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo usai menyaksikan launching Tari Rejang Sandat Ratu Segara.
Atas kesuksesan pementaskan tarian kolosal dan sakral di ajang Tanah Lot Art dan Food Festival yang dicetuskan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti tersebut mendapatkan catatan rekor Muri Dunia. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo usai menyaksikan launching Tari Rejang Sandat Ratu Segara.
“Launching Tari Rejang Sandat Ratu Segara ini tidak hanya mencatatkan rekor pertama di Indonesia tapi juga di dunia,” jelasnya. Penghargaan itu kemudian diserahkan kepada Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.
Bupati Tabanan menjelaskan pagelaran tari kolosal dan sakral Rejang Sandat Ratu Segara merupakan pagelaran yang memorable, tak terlupakan. Tari Rejang Sandat Ratu Segara merupakan karya sakral sebagai bentuk rasa syukur dan memohon kasih dan sinar suci Ratu Segara. Terkait adanya beberapa penari yang usai menari selam 11 menit sesuai dengan waktu yang ditentukan, mengalami kerauhan. (trance). Bupati Eka mengatakan hak yang wajar terjadi karena tarian yang ditarikan adalaah tari sakral. Kalau satu kerauhan pasti akan menyebar ke lain. Dan kejadian ini sudah ditangani oleh 400 Siwa Murti yang ditugaskan. "Wajar karena tarian sakral," ujarnya Bupati Eka.
Sementara itu sebelum pementasan sekitar pukul 18.00 wita kurang 5 menit ribuan penari melangsungkan doa menghadap ke segara (laut). Usai sembahyang para penari yang semuanya membawa bunga melati ditaburkanya ke laut. Tak berselang lama, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti memberi aba aba hitungan mundur dari 3, 2, 1. Musik atau gamelan mulai dimainkan pas sekitar pukul 18.00 Wita.
Tarian yang merupakan kolaborasi antara Bali dan Jawa, itu ditarikan oleh 1800 penari. Gerak lemah gemulai para penari mengikuti irama gamelan yang juga instrumennya perpaduan antara Bali dan Jawa. Selama 11 menit penari dengan sukses membawakan tarian sakral tersebut. Namun selang satu detik, tiba tiba dari bagian barat terdengar jeritan salah satu penari, kemudian disusul oleh penari lainya. Kerauhan kemudian merembet ke bagian timur. Suasana menjadi sedikit tegang, dan penonton pun banyak was-was. Petugas tampak krodit untuk mengamankan para penari yang kerauhan. Disamping ribuan penonton hadir memenuhi arel DTW Tanah Lot sehingga membuat gerak tidak leluasa.
Sebagian besar para penari yang kerauhkan dibawa ke Pura Penyawangan Pura Tanah Lot. Mereka diperciki tirta oleh sejumlah pemangku pura Tanah Lot. Hanya saja sebagian dari mereka yang sudah sadar kembali menangis. Ada yang menari ada pula yang berteriak histeris. Kondisi ini pun masih berlangsung sekitar pukul 19.00 Wita atau satu jam selesainya tarian dipentaskan.
[pilihan-redaksi2]
Salah satu penari yang mengalami kerauhan, Ni Kadek Hera siswa SMPN 1 Selemadeg Barat. Ia mengatakan sebenarnya tidak merasakan apapun. Tiba-tiba saja ingin berterik. "Tiba-tiba saja ingin berteriak," ujarnya saat sudah tenang.
Salah satu penari yang mengalami kerauhan, Ni Kadek Hera siswa SMPN 1 Selemadeg Barat. Ia mengatakan sebenarnya tidak merasakan apapun. Tiba-tiba saja ingin berterik. "Tiba-tiba saja ingin berteriak," ujarnya saat sudah tenang.
Ditambahkan Hera ia sudah persiapan sekitar pukul 05.30 Wita. Dan berangkat dari Selemadeg Barat ke DTW Tanah Lot sekitar secara bersama-sama dengan rekan yang lain. "Saya persiapan sekitar sudah pagi. Sekarang sudah merasa tenang," jelasnya. Sementara itu Ayu dari SMA 1 Kediri merasa lega karena sudah sukses membawakan Tari Rejang Sandat Ratu Segara selama 11 menit sesuai dengan arahan dari Bupati Tabanan. “Saya gembira dan plong sudah sukses menari selama 11 menit,” jelasnya. Ia mengaku ada beberapa temannya yang kerauhan, namun ia tidak merasakan apa apa. (bbn/nod/rob)
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/adv