search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pasraman Hindu Menjadi Daya Tarik Pariwisata
Selasa, 23 Oktober 2018, 06:00 WITA Follow
image

Beritabali.com/Om Ham Retreat and Resort

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pasraman Hindu menjadi daya tarik pariwisata sangat masif pasca terkenalnya Novel “Eat Pray Love” pada tahun 2006. Kunjungan ke pasraman Hindu juga meningkat setelah itu, dari 10 wisman menjadi 20 wisman per hari.

[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam artikel ilmiah yang berjudul “Perkembangan Pasraman Hindu sebagai Daya Tarik Pariwisata” yang ditulis oleh I Gede Sutarya dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar dan dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Pariwisata, Agama dan Budaya (Pariwisata Budaya), Volume 3, Nomor 1 tahun 2018.

Sutarya menuliskan daya tarik utama dari pasraman Hindu adalah guru spiritual yang memiliki kemampuan untuk menjadikan spiritual sebagai sarana mendapatkan kesehatan.

Wisman juga yang datang ke pasraman adalah untuk mencari guru spiritual, sehingga guru spiritual yang memiliki kemampuan untuk menjadikan spiritual sebagai pembangun kesehatan menjadi daya tarik utama.

Kemampuan guru biasanya adalah kemampuan untuk membimbing muridnya melalui transfer energi. Jika transfer energi tersebut dirasakan para murid maka guru tersebut akan dicari.

[pilihan-redaksi2]
Dengan demikian, pola pengembangan pasraman Hindu dalam pariwisata spiritual harus dimulai dari penguatan guru lokal. Penguatan guru lokal dan akses melalui pembangunan transportasi akan mempercepat pengembangan pasraman Hindu dalam pariwisata spiritual.

Sutarya juga menuliskan bahwa penentuan harga penting menjadi perhatian sebab pasraman perlu mendapatkan posisi tawar yang bagus di mata wisman.
Berdasarkan survei pengeluaran wisman yang tertarik kepada pasraman Hindu yang mencapai 200 US Dollar per hari, maka dapat disimpulkan bahwa wisman yang tertarik dengan pasraman Hindu adalah wisman kelas menengah.

Karena itu, penentuan harganya pun harus disesuaikan dengan mengikuti kelas kehidupan wisman tersebut.

Penentuan harga perlu dilakukan secara tepat, sebab berdasarkan survei wisman yang tertarik kepada pasraman Hindu adalah wisman yang berumur produktif yaitu 20-50 tahun. Pada umur-umur ini, wisman biasanya memiliki uang yang cukup, sehingga pengeluarannya pun cukup besar.

Berdasarkan survei ternyata wisman yang tertarik kepada pasraman, sekitar 63,2 persen dari 37 responden mengaku memiliki pengeluaran di atas 200 US Dollar per hari.

Pasraman Hindu masuk ke dalam dunia pariwisata karena dorongan dan daya tarik wisman. Dorongan wisman untuk menikmati suatu atraksi merupakan faktor internal wisman yang berkaitan dengan motivasi, sedangkan daya tarik adalah faktor yang berada dalam atraksi tersebut yang menyebabkan wisman tertarik untuk menikmati suatu atraksi.

Pasraman Hindu sudah memasuki dunia pariwisata yang sesungguhnya tetapi masih belum terbuka dalam urusan bisnis. Pada kasus bisnis ini, memisahkan pasraman dengan usaha adalah pilihan yang lebih baik daripada membangun hotel di dalam pasraman sebab hal ini akan menyulitkan dalam urusan perpajakan di kemudian hari. [bbn/ Pariwisata Budaya/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami