search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Direvitalisasi, Pasar Tegalcangkring Kini Jauh dari Kesan Kumuh, Jorok dan Becek
Selasa, 20 November 2018, 08:26 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Pasar tradisional di generasi muda selama ini memiliki kesan yang kumuh, jorok, becek. Akibat image tersebut, banyak generasi muda khususnya generasi milenial enggan berbelanja dan berjualan di pasar tradisional. 
 
Padahal pasar tradisional adalah salah satu sektor penting yang menopang pergerakan ekonomi di sebuah daerah. Untuk menambah minat masyarakat umum datang ke pasar tradisional, di tahun 2018 ini Pemkab Jembrana merevitalisasi enam pasar tradisional di Kabupaten Jembrana.
 
 
Salah satu pasar yang direvitalisasi adalah  Pasar Tegalcangkring yang merupakan pasar utama di kawasan Kecamatan Mendoyo. Pada Senin jam 05.00 pagi (19/11) Wakil Bupati Jembrana Made Kembang Hartawan bersama Kadis Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Made Gede Budhiarta dan sejumlah staf mengunjungi Pasar Tegalcangkring untuk melihat langsung dampak revitalisasi pasar tersebut. Dari kunjungan tersebut Kembang berharap dari revitalisasi tersebut akan dapat memancing pembeli dan penjual lebih banyak lagi. 
 
“Hari ini saya berkunjung dan berbelanja di pasar Tegalcangkring yang dibangun dengan dana dari pusat. Saya berharap pembeli dan penjual makin banyak yang datang, sehingga tambah ramai. Untuk generasi muda milenial, jangan malu lagi untuk ke pasar membantu orang tua berjualan dan berbelanja. Jangan takut becek dan kehujanan karena sudah kita ciptakan suasana pasar yang modern dengan konsep tradisional,” ujar Kembang.

Rasa syukur atas revitalisasi pasar Tegalcangkring disampaikan seorang pedagang sayur mayur yang bernama Mela (30) asal Delod Berawah, yang sudah 6 tahun berdagang di pasar itu. “Dulu pasar ini kotor, kumuh dan setiap musim hujan kita pasti bingung karena bocor dimana–mana dan dagangan bisa rusak. Semenjak pasar ini di perbaiki, saya merasa lebih tenang, nyaman saat berjualan dan lebih bersih. Pembeli juga semakin banyak yang datang ke pasar. Saya merasa bersukur atas perbaikan pasar ini” ungkapnya.
 
Menurut Kadis  Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian Dan Perdagangan Made Gede Budhiarta, proses pembangunan pasar ini dilaksanakan selama 120 hari kerja mulai dari 16 Juli 2016 hingga 12 November 2018. Pengerjaannya dilaksanakan oleh CV Segara Sakti dan menelan biaya Rp 1,4 miliar yang bersumber dari DAK (Dana Alokasi Khusus) Pemerintah Pusat dan addendum Rp 139 juta sehingga total Rp 1.539.999.871,40. Pasar tersebut terdiri 27 kios dan los yang bisa menampung 122 pedagang.

Reporter: Kominfo NTB



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami