search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kambing Gembrong, Kambing Endemik Bali dan Terancam Punah
Kamis, 2 Mei 2019, 10:28 WITA Follow
image

Kampus Politeknik Internasional Bali

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Kambing Gembrong merupakan jenis kambing lokal endemik Bali dengan ciri-ciri spesifik yang populasinya kini berada di ambang kepunahan. Hingga saat ini tidak terdapat catatan tersendiri mengenai jumlah populasi kambing Gembrong. disamping populasinya yang sangat kecil bahkan hampir punah, kemungkinan juga karena dianggap sama dengan kambing Kacang sehingga dimasukkan ke dalam kelompok kambing tersebut.

[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Keragaan Reproduksi dan Produksi Kambing Gembrong” yang merupakan bagian dari Prosiding Seminar Nasional Sumber Daya Genetik Pertanian 2015. Artikel tersebut ditulis oleh Suprio Guntoro dan I Made Londra dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bali.

Suprio Guntoro dan I Made Londra menuliskan kambing Gembrong memiliki ciri-ciri yang spesifik dan unik, diantaranya memiliki ukuran tubuh yang pendek dengan muka cekung, serta pada jenis jantan memiliki rambut yang lebat dan panjang (Gembrong) hingga mencapai 25–30 cm. Kebanyakan kambing jenis ini memiliki warna bulu putih, tetapi ditemukan pula warna bulu hitam, cokelat dan abu-abu, serta kombinasi dari warna-warna tersebut.  Ukuran tubuh kambing Gembrong rata-rata lebih besar dibanding dengan kambing Kacang, tetapi lebih kecil dibanding dengan kambing PE dengan umur dewasa tubuh 6 bulan pada kambing betina dan 7 bulan pada kambing jantan.

Populasi kambing ini dari tahun ke tahun terus menurun dan kini telah berada di ambang kepunahan. Beberapa informasi menyebutkan, sekitar tahun 1970–1980 populasi kambing Gembrong masih tercatat lebih dari 200 ekor, yang ditemukan di daerah pesisir timur dan selatan Kabupaten Karangasem dan dipesisir timur Kabupaten Klungkung. Dari waktu ke waktu jumlahnya terus merosot, dan pada tahun 1990 populasinya tinggal sekitar 120 ekor.

[pilihan-redaksi2]
Hasil survei Yayasan Prinawisa tahun 1998 mengungkapkan bahwa populasi kambing Gembrong hanya tinggal 64 ekor, terdapat di Kecamatan Abang (10 ekor) dan Kecamatan Karangasem (54 ekor) yang dipelihara oleh sembilan orang petani. Sementara itu dari hasil survei Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Bali pada tahun 2009, ditemukan tinggal delapan ekor, lima ekor masing-masing di Desa Bugbug Kecamatan Karangasem dan tiga ekor di Desa Culik, Kecamatan Abang. Di samping itu, terdapat 16 ekor kambing Gembrong lainnya yang dipelihara oleh BPTP Provinsi Balidi kebun percobaan di Desa Sawe, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.

Sistem pemeliharaan yang ekstensif dan sederhana, bahkan sebagian kambing dipelihara tanpa atap kandang, pakan seadanya dan tanpa adanya pengendalian penyakit, menyebabkan banyak kambing yang terserang penyakit kudis dan mati. Selain itu, dengan cara pemeliharaan yang bercampur dengan kambing PE menyebabkan perkembangan kambing Gembrong asli terdesak oleh hasil persilangan dengan kambing PE [bbn/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami