Pujawali Pura Sakenan Bertepatan Karya Eka Dasa Warsa
Sabtu, 27 Juli 2019,
17:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Pujawali Pura Dalem Sakenan Desa Pakraman Serangan Denpasar secara rutin dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau Hari Suci Kuningan.
[pilihan-redaksi]
Pada tahun 2019 ini bertepatan dengan Hari Suci Kuningan, Sabtu (3/8) mendatang kembali akan digelar pujawali di Pura Sakenan, namun demikian tingkatan upakara yang digunakan lebih besar dari biasanya. Demikian diungkapkan Panglingsir Pangempon Pura, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana didampingi Prawartaka Karya, Ida Bagus Gede Pidada saat diwawancarai Sabtu (27/7).
Pada tahun 2019 ini bertepatan dengan Hari Suci Kuningan, Sabtu (3/8) mendatang kembali akan digelar pujawali di Pura Sakenan, namun demikian tingkatan upakara yang digunakan lebih besar dari biasanya. Demikian diungkapkan Panglingsir Pangempon Pura, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana didampingi Prawartaka Karya, Ida Bagus Gede Pidada saat diwawancarai Sabtu (27/7).
Lebih lanjut IB Pidada menjelaskan bahwa pada Kuningan di Bulan Agustus mendatang ini, Pujawali di Pura Dalem Sakenan bertepatan dengan Eka Dasa Warsa. Dimana, setiap 10 tahun sekali dilaksanakan pujawali dengan rangkaian karya Eka Dasa Warsa Pengratep Pujawali Padudusan Agung madulur antuk Pamlehpeh Segara.
“Setiap 10 tahun sekali dilaksanakan Karya Pangratep Pujawali dengan tingkatan upakara Madudus Agung dengan Caru Panca Kelud ke Pertiwi dan Pakelem Kambing, Angsa, bebek dan Ayam ke segara,” ujar Gus Pidada.
Seluruh rangkaian Karya Eka Dasa Warsa Pengratep Pujawali Padudusan Agung di Pura Dalem Sakenan akan dimulai pada Minggu (28/7) hari ini yang diawali dengan Ngingsah, Melaspas dan Mecaru Panca Kelud, dilanjutkan pada Rabu (31/7) dengan upacara Melasti, Mendak Agung dan Mendak Siwi, pada Kamis (1/8) dilaksanakan upacara Mapepada Karya.
Sedangkan puncak karya dilaksanakan Nemoning Rahina Saniscara Wuku Kuningan pada Sabtu (3/8) mendatang. Setelah puncak karya, Ida Bhatara Nyejer/Ngadeg selama 7 hari dengan dilaksanakan Bhakti Penganyar yang diawali oleh Pemerintah Kota Denpasar pada Minggu (4/8), berturut-turut dilanjutkan Kecamatan Denpasar Timur, Kecamatan Denpasar Selatan, Kecamatan Denpasar Barat dan Kecamatan Denpasar Utara. Sedangkan Bhakti penyineb dilaksanakan oleh Pemkab Badung pada Sabtu (10/8) mendatang.
IB Pidada menambahkan bahwa seluruh rangkaian pelaksanaan karya diikuti oleh krama penyiwi sebagai wujud Yasa Kerthi. Adapun yang menjadi Pengempon Pura adalah Puri Kesiman, sedangkan Pengamong terdiri atas Desa Serangan, Desa Pamogan, Desa Suwung Kepaon, dan Desa Kelan Badung. Selain itu juga terdapat pengiring yakni Pura Dalem Cemengaon, Pura Dalem Braban, Pura Wana Mera dan 18 Pura di Samuan Agung.
[pilihan-redaksi2]
Dalam kesempatan tersebut IB Pidada mengatakan bahwa Karya Eka Dasa Warsa Pengratep Pujawali Padudusan Agung merupakan wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk menciptakan kerahayuan jagat santhi. Pihaknya juga turut menghimbau agar masyarakat atau pemedek yang hendak tangkil bersembahyang di Pura Dalem Sakenan agar tidak fokus terhadap puncak karya atau bertepatan dengan Rahina Kuningan dan Umanis Kuningan.
Dalam kesempatan tersebut IB Pidada mengatakan bahwa Karya Eka Dasa Warsa Pengratep Pujawali Padudusan Agung merupakan wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk menciptakan kerahayuan jagat santhi. Pihaknya juga turut menghimbau agar masyarakat atau pemedek yang hendak tangkil bersembahyang di Pura Dalem Sakenan agar tidak fokus terhadap puncak karya atau bertepatan dengan Rahina Kuningan dan Umanis Kuningan.
Hal ini lantaran pada hari tersebut masih terdapat rangkaian karya. Dengan demikian, untuk menciptakan suasana yang nyaman dalam pelaksanaan persembahyangan, para pemedek dapat memanfatkan bhakti penganyar yang dilaksanakan selama 7 hari untuk menghaturkan bhakti. Selain itu, dhimbau juga bagi pemedek dan masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik saat tangkil, utamanya saat nunas tirta Ida Bhatara.
“Pengurangan penggunaan plastik sudah menjadi komitmen kita selaku prawartaka dan pengempon sejak tahun lalu, dan tahun ini juga kami terapkan, bagi masyarakat yang hendak tangkil nunas tirta dapat menggunakan sangku, toples, atau bumbung pakuluh sebagai sarana nunas tirta. Hal ini juga untuk mendukung dan mensukseskan program pemerintah kota Denpasar dan Bali dalam mengurangi penggunaan plastik,” tutup IB Pidada. (bbn/humasdenpasar/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: Humas Denpasar