search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kenali Risiko Karyawan "Work From Home" dan Solusinya
Selasa, 31 Maret 2020, 20:20 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home yang dilakukan sebagai salah satu langkah antisipasi penularan Virus Corona atau COVID-19 mulai dilakukan oleh banyak perusahaan. Meskipun awalnya sulit karena risiko karyawan work from home, namun kebijakan ini mampu diadaptasi dengan sangat cepat oleh perusahaan.

Tidak hanya sebagai pencegah penularan COVID-19, work from home juga dinilai mampu menjalankan roda bisnis sehari-hari. Work from home sebenarnya tidak sulit dilakukan, bahkan sangat membantu untuk memberikan keseimbangan kehidupan kerja kepada karyawan, sambil menjaga perusahaan tetap produktif. 

Sebenarnya, sebelum merebaknya wabah COVID-19, work from home sudah ditawarkan sebagian besar perusahaan kepada karyawan mereka, khususnya di perusahaan startup. Namun bagi sebagian bisnis, kebijakan ini tergolong masih baru. Beberapa perusahaan mungkin bisa cepat beradaptasi dengan pola kerja yang berubah ini, tetapi sebagian besar masih merasa kesulitan. Berikut ini risiko karyawan work from home dan solusinya seperti dikutip Talenta by Mekari.

Sulitnya Berkomunikasi

Saat work from home diberlakukan maka yang terjadi adalah interaksi tatap muka hilang. Perusahaan pun takut ini bisa menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi. Sebenarnya ada beragam jalan keluar ketika interaksi tatap muka hilang. Misalnya dengan video call maupun conference call. 

Hanya saja, tidak semua karyawan nyaman dengan cara tersebut. Ini berkaitan dengan budaya kerja. Layar komputer yang menemani Anda memang sangat berbeda dari hiruk pikuk saat menggelar rapat di kantor dengan kehadiran seluruh tim sehari-hari.

Lantas bagaimana solusinya?

Perusahaan bisa memberikan berbagai macam pilihan tools yang ramah bagi karyawan agar tetap bisa berkomunikasi. Tools yang dipilih biasanya dipakai sehari-hari oleh karyawan seperti Zoom, Skype, atau Google Meeting. Memastikan ketersediaan channel komunikasi adalah hal utama yang harus dipenuhi oleh setiap orang ketika melakukan work from home.

Selain itu, penyampaian informasi juga harus cepat dan tepat sasaran. Anda bisa menggunakan channel komunikasi seperti social messaging ataupun aplikasi internal yang Anda gunakan di kantor. Jika Anda menggunakan Talenta, Anda bisa menggunakan fitur seperti Broadcast Message untuk melakukan hal tersebut.

Sulit Mengawasi Karyawan

Risiko karyawan work from home lainnya adalah sistem bekerja. Bekerja di kantor dengan di rumah sangat berbeda terutama yang menyangkut soal pengawasan. Supervisor tak bisa langsung mengawasi kinerja karyawan saat bekerja di rumah. Ini adalah tantangan bagi perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawannya.

Biasanya, perusahaan yang menggunakan cara lama tentu kesulitan mengawasi kinerja karyawannya yang bekerja dari rumah. Perusahaan tidak tahu apakah karyawan tersebut memang bekerja di rumah atau justru bepergian dan menghabiskan waktu di mal untuk berbelanja dan berkumpul bersama teman. 

Lantas bagaimana solusinya?

Salah satu solusi yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan fitur Live Attendance yang sudah dilengkapi dengan GPS. Sama seperti di kantor, karyawan diharuskan mengajukan absensi dengan fitur tersebut. Saat memulai dan menyudahi pekerjaan, karyawan wajib menekan Clock In dan Clock Out. Dengan begitu, perusahaan bisa mengontrol pergerakan karyawannya meskipun bekerja dari rumah. 

Berkurangnya Produktivitas dan Reliabilitas

Menerapkan work from home juga berisiko mengurangi produktivitas karyawan. Alasannya, tidak ada pengawasan langsung dari perusahaan. Bisa saja perusahaan menganggap karyawan justru sibuk bermain game, menonton film, hingga pergi bersenang-senang saat jam kerja. Ini dikhawatirkan mengurangi produktivitas kerja. 

Belum lagi ada anggapan, pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan 1 jam di kantor justru bisa memakan waktu hingga 5 jam saat dikerjakan dari rumah. Kepercayaan yang kuat diperlukan disini, sehingga tidak ada lagi dugaan dari perusahaan kepada karyawannya seperti; bagaimana apabila karyawan tidak menyelesaikan pekerjaannya sama sekali? Bagaimana Anda tahu karyawan menulis konten yang asli dan tidak, atau hanya copy-paste dari internet? Dan yang terburuk, apa yang harus dilakukan apabila karyawan tidak terjangkau melalui aplikasi chatting ataupun email?

Untuk masalah ini, solusi adalah dengan dengan membuat sebuah time tracking untuk karyawan. Mereka diwajibkan untuk mengisi apa yang telah mereka kerjakan dalam satu hari serta alokasi waktu yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Ini sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab yang harus diberikan karyawan saat bekerja dari rumah.

Selain menggunakan time tracking yang bisa dibuat secara manual, ada alternatif lainnya. Misalnya dengan menggunakan aplikasi HRIS yang memiliki fitur absensi mobile seperti Talenta. Karyawan cukup mengakses fitur Task di Talenta. Dengan fitur tersebut, perusahaan bisa mengirimkan tugas kepada karyawan dan karyawan pun bisa mengirim balik tugas yang telah diselesaikan melalui aplikasi Talenta. Dengan demikian, proses kerja dapat lebih terkoordinasi dengan lebih baik dan terstruktur.

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami