search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Joged Bumbung Hingga Calonarang Warnai Aksi FKTBD
Senin, 3 Agustus 2020, 22:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Ratusan orang yang berasal dari Forum Komunikasi Taksu Bali Dwipa (FKTBD) menggelar aksi damai di depan Monumen Bajra Sandhi di Jalan Raya Puputan Niti Mandala Renon Denpasar, Senin (3/8/2020). 

[pilihan-redaksi]
Aksi ini juga diisi dengan pementasan seni dan budaya. Mulai dari joged bumbung hingga Calonarang yang disertai aksi Ngurek dan Nyentokin Watangan. 

Dalam aksinya, para penggelar aksi mendesak Jaksa Agung untuk mengeluarkan Hare Krishna dari tanah Bali karena pemahamannya berbeda dengan pemahaman agama Hindu di Bali. 

Menurut Koodinator Lapangan, Putu Agus Yudiawan, aksi damai ini pihaknya menuntut Perhimpunan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali dan pusat untuk segera mengeluarkan Hare Krishna dan ISCKON dari pengayoman. 

Pasalnya kata dia, kehadiran paham Hare Krishna sangat berbeda dari pemahaman agama Hindu di Bali

"Tuntutan kami ke PHDI tetap menolak Hare Krishna di Bali, Reformasi PHDI Bali, meminta PHDI Bali untuk memohonkan kepada Kejaksaan Agung memberlakukan SK Jaksa Agung nomor 107/JA/5/1984 dengan menarik semua barang cetakan yang memuat ajaran Hare Krishna dan juga melarang seluruh kegiatan Hare Krishna di tanah Bali," tegasnya. 

Keterangan terpisah, Ketua FKTBD Jero Mangku Wisna, mengatakan bahwa pihaknya mendesak PHDI mencabut surat penaungan kepada Hare Krishna. Mendesak PHDI mengeluarkan pernyataan bahwa Hare Krishna bukan Hindu yang sesuai dengan Hindu di Nusantara. 

"Jadi terakhir, kami meminta Kejaksaan Agung menjalankan Keterangan Jaksa Agung No KEP 107/JA/5/1984," ungkapnya. 

Terkait pengamanan aksi damai ini, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan para peserta jumlahnya ratusan orang. 

"Awalnya rencana jumlahnya 3.000 orang tapi menyusut karena kepolisian sudah mengambil langkah-langkah. Bahkan ada sejumlah desa adat sebelumnya menyatakan tidak ikut demo. Mereka meyakini pemerintah sedang melakukan langkah-langkah," tegas Kombes Jansen. 

Diungkapkannya, pihaknya melakukan pengamanan dengan menerjunkan 200 personil yang turun langsung ke lapangan. Pihaknya juga menekankan agar para penggelar aksi menjaga protokol kesehatan. 

"Aksi mereka berlangsung damai dan lebih banyak melakukan kegiatan kesenian," bebernya. 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami