search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Labangka NTB Jadi "Food Estate" Ketahanan Pangan Nasional
Senin, 12 Oktober 2020, 08:30 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Labangka, adalah satu dari lima desa yang ada di Kecamatan Labangka Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Oleh Kementerian Pertanian RI, Labangka dipilih menjadi kawasan pengembangan pangan terintegrasi, dalam Sistem Pertanian Terpadu di Indonesia. Atau yang disebut dengan Labangka Integrated Farming.

Saat melakukan dialog langsung dengan masyarakat Labangka di Kabupaten Sumbawa, Sabtu (10/10), Gubernur NTB Dr H Zulkieflimansyah menjelaskan, bahwa NTB menjadi satu dari empat provinsi di Indonesia yang akan dikembangkan menjadi daerah food estate. Yakni daerah yang disiapkan untuk bisa menjaga ketersediaan kebutuhan serta pasokan pangan, baik lokal maupun nasional. 

Karenanya ke depan, Gubernur akan menjadikan Labangka lumbung peternakan serta pertanian di NTB. Dan contoh food estate terbaik di Indonesia.

"Semua butuh keberanian bersama, dengan cara menyiapkan SDM yang baik dalam pengembangan program food estate ini," ujar Gubernur Zul. 

Selain menjadi food estate, Labangka Integrated Farming juga akan menjadi tujuan desa wisata dan dalam perencanaannya akan menerapkan pengolahan sampah menjadi energi.

Sementara itu Direktur Irigasi Pertanian, Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Rahmanto mengapresiasi kesiapan Pemprov NTB dalam perencanaan pengembangan kawasan pertanian terpadu di Labangka. Diharapkan, lahan food estate Labangka bisa menaikkan cadangan pangan nasional.

"Kami dari beberapa Dirjen sudah siap untuk menyediakan segala kebutuhan dan program untuk mendukung Labangka," jelas Rahmanto.

Dijelaskan, pengembangan food estate ini dilakukan dengan sinergi antara Kementerian/lembaga dengan pemerintah daerah. Sinergi antara berbagai pihak mulaibdari hulu, hilir hingga distribusi pasar tersebut, kebermanfaatannya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.

"Tak hanya itu, ada pula upaya pengembangan SDM dan korporasi petani. Peningkatan kapasitas dan diversifikasi produksi pangan, serta penataan kawasan dan pengembangan prasarana dan sarana pertanian," ucap Rahmanto lagi.

Endang, seorang warga Labangka mengaku sebelumnya pesimis dengan pengembangan food estate Labangka ini. 

"Beberapa kali perencanaan pembangunan di Labangka ini sempat terhambat, bahkan tak berjalan," ungkap Endang dihadapan Gubernur Zul. 

Warga Labangka lainnya, Rahman memaparkan, selain mata pencaharian mulai bertambah, food estate Labangka ini juga akan mengubah cara pandang serta pola pikir masyarakat. Pasalnya, kata Rahman yang berprofesi sebagai guru ini, harapan masyarakat Labangka sejak dulu hanya pertanian. 

"Itupun tidak jelas. Anak-anak muda juga banyak yang pengangguran. Perekonomian pun minim serta kekerasan sering terjadi," ungkap Rahman, yang yakin pembangunan Labangka Integrated Farming ini mampu mengatasi kemiskinan, pengangguran dan kekerasan.

Reporter: Humas NTB



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami