search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Asal Mula Tari Baris Kraras Mengwi dalam Ritual Aci Tulak Tunggul
Jumat, 19 Februari 2021, 23:00 WITA Follow
image

bbn/budaya-indonesia.org

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Tari Baris Kraras merupakan tarian tradisional khas Bali yang berasal dari Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. 

Tari Baris Kraras merupakan tarian sakral yang biasanya dipentaskan dalam upacara Pujawali di Pura Taman Ayun yang jatuh tiap 210 hari sekali, tepatnya pada Selasa Kliwon Wuku Medangsia.

Dikutip dari beritabadung.id, berbeda dari Tari Baris pada umumnya, busana yang digunakan dalam tarian ini dibuat dari pelepah daun pisang yang kering. Penyebutan istilah dari "pelepah daun pisang kering" tersebut jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Bali disebut sebagai "kraras". 

Kelengkapan busana dari Tari Baris Kraras selanjutnya dilengkapi dengan atribut-atribut yang terdiri dari hiasan-hiasan dari kulit babi, daging babi, sate lilit, serta riasan wajah yang dipoleskan dengan kapur yang dibasahi. 

Sejarah munculnya Tari Baris Kraras berawal dari aktivitas persemedian yang dilakukan oleh Raja Mengwi kala itu, Cokorda Nyoman Mayun.

 

Persemedian yang dilakukan bertujuan untuk meminta petunjuk dari jebolnya tanggul pengairan di Pura Taman Ayun yang seringkali mengalami kebocoran dan merugikan para petani di Banjar Batu Lumbung, Mengwi. 

Representasi dari perwujudan serta atribut yang digunakan dalam Tarian Baris Kraras berasal dari penggambaran sosok yang dilihat oleh Raja Mengwi Cokorda Nyoman Mayun saat melakukan persemedian. Ia didatangi dan diberikan petunjuk oleh sekelompok pria yang mengenakan pakaian dari pelepah daun pisang yang kering (kraras). 

Sesungguhnya, tanggul pengairan di Pura Taman Ayun telah dibangun dengan kuat, hanya saja belum memiliki pedagingan. Oleh sebab itu, Raja Mengwi pun diperintahkan untuk menggelar Upacara Aci Tulak Tunggul yang diiringi dengan Tari Baris Kraras. 

Penari dari tarian ini harus dilakukan oleh masyarakat yang berasal dari Banjar Batu Lumbung yang diiringi dengan gamelan vokal. Sehingga, makna dari Tari Baris Kraras adalah untuk menjaga keharmonisan alam semesta dan menjauhkan dari segala bencana.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami