search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pulang dari Malaysia Jadi TKI, Pria Ini 16 Tahun Dipasung hingga Lumpuh
Sabtu, 15 Mei 2021, 21:30 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Ahmad, 45 tahun, warga Dusun Kamudi Desa Rababaka Kecamatan Woja Dompu, NTB 16 tahun dipasung atau sejak tahun 2002 lalu. 

Dia terpaksa dipasung keluarganya serta warga setempat karena mengalami gangguan jiwa dan kerap mengamuk sehingga mengancam keselamatan warga lainnya. Ahmad mengalami gangguan jiwa setelah berada di Negara Malaysia saat menjadi TKI. Tidak diketahui penyebabnya, karena secara tiba-tiba Ahmad dipulangkan ke negara asal. 

Kini kondisi Ahmad sangat memprihatinkan, dia hanya hidup dengan seorang ayah bernama A. Talib 75 tahun yang sudah uzur di rumah yang sangat sederhana.

Untuk makan sehari-hari hanya mengandalkan belas kasihan para tetangga dan keluaga. Semasih ayahnya Talib kuat, Ahmad dinafnafkahi dengan menjadi buruh tani dan berladang. Tetapi sang ayah kini sudah sangat tua dan tak sanggup lagi untuk bekerja.

Waktu muda Ahmad sebenarnya cukup kreatif, bahkan menjadi andalan sebuah band di daerah ini dengan keahlianya meniup seruling. Dia mengalami gangguan jiwa saat menjadi TKI di Malaysia dan dipulangkan karena penyakitnya tersebut.

 

Tiba di kampung Ahmad banyak berulah, mengganggu warga dan melempari sejumlah rumah penduduk. Akibat mengganggu keluarga dan warga sepakat memasungnya hingga kini. 

Pernah dicoba pasungannya dilepas, tetapi kembali Ahmad berulah dengan menyerang warga dan melempari lagi sejumlah rumah penduduk.

Tetapi kini Ahmad sudah tak kuat lagi, meski pasunganya dilepas dia tak bisa lagi bergerak secara bebas alias lumpuh. Ayah Ahmad berharap ada pihak-pihak yang bisa membantu terutama untuk kebutuhan sehari-hari. 

Ketua RT Dusun Kamudi Desa Rababaka Syamsuddin Aswat menyatakan sejauh ini belum ada pihak yang memberikan bantuan. Ahmad hidup dengan mengandalkan orang tua dan bantuan tetangga. 

Memang sebelumnya pernah ada yang menawarin untuk dibawa berobat ke Mataram. Tetapi karena keluarga tidak punya kemampuan apa-apa terutama uang, makanya tidak diijinkan. 

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami