search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wiwanda Agro di Desa Pancasari Buleleng, Budidayakan Stroberi Sachinoka
Sabtu, 5 Juni 2021, 09:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Sebagai salah satu pelaku agrowisata petik stroberi di Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng. Wiwanda Agro menawarkan varietas stroberi yang berbeda dari tempat agrowisata yang lainnya yakni Stroberi Sochinoka atau Stroberi Jepang.

Ditemui pada Selasa (4/6) di tempatnya yang berlokasi tidak jauh dengan perbatasan Kabupaten Buleleng-Tabanan, pemilik Wiwanda Agro Gede Adi Mustika mengungkapkan dirinya sudah 7 tahun melakukan budidaya stroberi Sochinoka.

Mengawali dari 4 pohon stroberi yang ia dapatkan dari seorang tamu dari Jepang, kini dirinya telah berhasil membudidayakannya hingga 4.500 pohon.  Menurut Adi, stroberi Sochinoka ini merupakan jenis yang istimewa, diburu oleh para pecinta stroberi di seluruh dunia. Karena terkenal sebagai stroberi dengan rasa yang paling manis.

Bahkan, menurutnya karena hanya dirinya yang mengembangkan stroberi ini di Indonesia, stroberi Sochinoka Wiwanda Agro booming di Indonesia dikenal dengan sebutan stroberi Bali.

Disinggung dari segi perawatan, Adi mengatakan tidak jauh berbeda dengan stroberi jenis lainnya. Namun, disarankan untuk melakukan perawatan stroberi ini pada Green House atau rumah kaca, hal itu guna menghindari hujan lebat atau angin kencang.

"Karena tangkainya panjang, batangnya agak rapuh, sedikit senggol saja patah," imbuhnya. Adi menambahkan, pihaknya juga merupakan satu-satunya pembudidaya stroberi yang menggunakan media tanam hidroponik. Keunggulannya adalah, kebun menjadi tidak kotor karena tidak menggunakan tanah.

"Makanya pada setiap orang-orang yang berkunjung ke sini, kami berikan edukasi bahwa jadi petani itu nggak harus kotor," jelasnya. Pesan tersebut Adi sampaikan kepada para pengunjung khususnya anak-anak dengan tujuan memberikan pemahaman kepada mereka bahwa menjadi petani juga bisa menyenangkan.

Selama masa pandemi Covid-19 ini, agrowisata miliknya dan sekitarnya tidak luput dari dampak akibat ditutupnya arus wisatawan.  Namun, pihaknya tetap berupaya untuk mempertahankan harga baik tiket masuk agrowisata maupun penjualan stroberi per kilonya. Selain itu, Ia juga bisa menutup biaya operasional melalui penjualan bibit yang menjangkau seluruh peminat budidaya stroberi di Indonesia.

Akhir kata, dirinya berharap semoga para pelaku agrowisata stroberi dapat bertahan meski di tengah pandemi, namun juga menjaga kualitas dengan baik agar tetap diminati masyarakat luas. Untuk itu, Ia berharap kepada pemerintah dan seluruh stakeholder terkait untuk mewujudkan standarisasi baik dari segi budidayanya maupin dari segi pariwisatanya.

Reporter: Diskominfo Buleleng



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami