search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Diduga Langgar Aturan Lockdown, Warga Dipaksa Berlutut
Senin, 21 Juni 2021, 15:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Diduga Langgar Aturan Lockdown, Warga Dipaksa Berlutut

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang warga di Kota dengan penduduk mayoritas Muslim di Sri Lanka dipaksa berlutut oleh tentara setelah dianggap melanggar aturan lockdown.

Menyadur The Hindu Senin (21/6/2021) insiden tersebut terungkap setelah sebuah foto yang memperlihatkan sekelompok orang dipaksa berlutut kepada militer Sri Lanka. Deretan pria yang berlutut di depan tentara tersebut dilaporkan melanggar penguncian Sri Lanka saat ini dan mendapat hukuman dari anggota militernya.

Tentara Sri Lanka, bersama dengan para profesional kesehatan, memimpin respons pandemi Covid-19 di negara itu, meskipun mendapat kritik dari berbagai pihak. Panglima Angkatan Darat Jenderal Shavendra Silva menjadi kepala 'Pusat Operasi Nasional Pencegahan Wabah Covid-19'.

Insiden tersebut terjadi pada hari Sabtu (19/6) telah meningkatkan ketakutan warga di Eravur, sebuah kota mayoritas Muslim di distrik Batticaloa timur. Mohammed Ismail Marzook, seorang warga Eravur yang menjadi salah satu pria di foto itu, mengungkapkan jika ia hanya membeli obat namun berakhir "dipukuli dan dipermalukan".

"Saya baru saja pergi dengan sepeda untuk membeli obat diabetes saya di apotek lokal kami, dan sedikit beras di dekatnya. Saya bahkan menunjukkan kotak berisi pil saya, tetapi tentara memaksa saya untuk berlutut di sana bersama dengan beberapa orang lain, dengan tangan terangkat," katanya kepada The Hindu.

"Saya menjelaskan kepada mereka di Sinhala bahwa saya seorang pasien, dan bahwa saya keluar hanya untuk membeli obat-obatan, yang diperbolehkan. Tetapi mereka tidak mau mendengarkan, dan terus memukuli saya, seperti mereka akan menggembala ternak," katanya.

Shanakiyan Rasamanickam, anggota parlemen Batticaloa mengatakan insiden itu menunjukkan bahwa itu adalah "satu negara dua undang-undang untuk pemerintah ini." Pihak Angkatan Darat Sri Lanka langsung mengeluarkan pernyataan sehari setelah kejadian tersebut viral di media sosial.

Angkatan Darat mengatakan "segera mencopot" personel dari tugas,"setelah dugaan perilaku yang tidak pantas dari beberapa personel militer" di Eravur. Angkatan Darat juga mengatakan jika pihaknya sudah memulai investigasi awal dan menjanjikan "tindakan paling keras".(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami