Infeksi Jamur Hijau dan Varian Delta Berkaitan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa infeksi jamur hijau yang baru-baru ini terdeteksi berkaitan dengan virus corona varian Delta, yang 3 kali lipat berisiko menyebabkan kematian.
Sebelumnya, kasus pertama infeksi jamur hijau atau aspergillus terdeteksi di India Minggu lalu. Tetapi, para ahli mengatakan bahwa banyak kasus infeksi jamur yang tidak terdeteksi.
Para ilmuwan di Woon Chong dari Albany Medical Center di Negara Bagian New York menemukan bahwa infeksi jamur hijau terdeteksi pada 13,5 persen pasien dengan virus corona Covid-19 parah yang dirawat di rumah sakit.
Para ahli telah mengamati 19 Penelitian dari seluruh dunia. Mereka mendeteksi 1.421 pasien dengan infeksi jamur aspergillus atau aspergilosis paru berkaitan dengan virus corona Covid-19. Kondisi ini juga bisa disebut dengan istilah CAPA.
CAPA adalah infeksi paru-paru yang bisa berakibat fatal bila tak ditangani dengan benar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan CAPA bisa didiagnosis menggunakan sampel antigen paru dan saluran napas.
Para ahli mengatakan bahwa hampir setiap pasien yang sakit kritis karena virus corona Covid-19 dan CAPA harus menggunakan alat bantu ventilator. Tapi, para peneliti menyoroti bahwa 12,5 persen pasien yang harus menerima ventilator juga menderita masalah kesehatan lain, seperti leukemia.
Artinya, orang dengan riwayat penyakit sebelumnya lebih berisiko menderita masalah kesehatan ini. Meski begitu, para ahli tidak memberikan indikasi pasien yang menderita CAPA bisa terlindungi dari virus corona Covid-19 setelah suntik vaksin atau tidak.
Berdasarkan tinjauan para ahli di Institute of Medical Education and Research, Chandigarh, India, risiko kematian karena CAPA 2,8 kali lebih tinggi dibandingkan pasien virus corona Covid-19 dengan infeksi parah.
Sementara itu dilansir dari The Sun, seorang ahli khawatir bahwa banyak kasus infeksi jamur hijau mungkin tidak terdeteksi di India. Profesor David Denning, Kepala Eksekutif Dana Aksi Global untuk Infeksi Jamur dan pakar aspergillosis di Universitas Manchester mengatakan hal ini cukup mengkhawatirkan.
"Kesadaran mengenai ancaman CAPA ini sudah disorot pada ahli sejak tahun 2020, tapi nampaknya tidak ada kesiapan untuk mendiagnosisnya sejak pandemi virus corona kian memburuk di India," kata Profesor David.
Para ahli di New York memalui sebuah makalah menyatakan bahwa pasien virus corona Covid-19 dengan CAPA biasanya akan lebih lama menjalani perawatan di rumah sakit. "Pasien dengan CAPA juga memiliki risiko kematian lebih tinggi, sehingga diagnosis dini dan terapi cepat harus dipastikan," jelasnya.(sumber: suara.com)
Reporter: bbn/net