search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penendang Sesajen di Semeru Diduga Terafiliasi Abu Jibril
Selasa, 11 Januari 2022, 22:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Penendang Sesajen di Semeru Diduga Terafiliasi Abu Jibril.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Barat (NTB) membenarkan bahwa terduga pelaku penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur adalah warga NTB. 

Polisi sudah mengantongi Identitas pelaku dan mendatangi rumah keluarga pelaku di Dusun Dasan Tereng, Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur. Dari informasi yang berhasil dihimpun Polda NTB, ada dugaan pelaku terafiliasi dengan Abu Jibril di Lombok Timur. 

"Kita pun masih diselidiki. Aparat kepolisian akan mencari tahu. Terkait dengan mana dia berafiliasi," kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto, di Mapolda NTB, Selasa (11/1).

Kabid Kombes Pol Artanto membenarkan, bahwa terduga pelaku berinisal HF merupakan warga asal Dusun Dasan Tereng, Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

Kombes Pol Artanto mengaku telah mengecek kebenaran informasi terkait identitas HF yang disebut sebagai warga asal Lombok.

"Betul yang bersangkutan adalah HF warga Labuan Haji, Lombok Timur, yang bersangkutan sedang sekolah di Yogya," jelas Artanto. 

Pelaku penendang Sesajen di Gunung Semeru terakhir kali pulang ke Lombok pada saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2021 lalu. Dari hasil penyelidikan sementara, kata Artanto, sesuai hasil monitor, yang bersangkutan saat ini sedang tidak ada di Lombok Timur. 

Dia menambahkan, dalam kasus ini Polda NTB turut membantu penyelidikan yang sedang dilakukan Polda Jatim. 

"Untuk penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh Polda Jatim, untuk Polda NTB mem-back up penyelidikannya. Intinya koordinasi baik dengan Polda Jatim," imbuh Artanto. 

Senada dengan Artanto, Kepala Desa Tirtanadi, Ruspan, membenarkan bahwa HF berasal dari Dusun Dasan Tereng, Desa Tirtanadi, Kecamatan Labuhan Haji, Lombok Timur.

"Dia memang dibesarkan dan sekolah di Lombok Timur, dari SD, SMP, hingga Aliyah atau SMA," kata Ruspan, dikutip dari Kompas.com. Kedua orang tua HF, menurut Ruspan, merupakan warga asli Lombok Timur.

 Ketika lulus Aliyah, HF keluar dari Lombok, melanjutkan sekolah di Yogyakarta, dan sudah lebih dari 10 tahun HF meninggalkan Lombok.

"Paling kalau pulang hanya sehari atau dua hari, setelah itu kembali lagi ke Jawa, sudah tidak menetap di sini," kata dia.

Ruspan berjanji akan memastikan data terkait permohonan pindah alamat dari warganya tersebut beberapa tahun lalu. 

"Saya akan cek lagi di data desa apakah yang bersangkutan ini yang mengajukan permohonan pindah alamat atau bukan, saya akan cek dulu," katanya.

Seorang rekan sekampung HF, mengaku kaget melihat wajah HF ramai dibicarakan di media sosial hingga televisi. 

"Saya lihat di TV, kok teman saya sekampung itu, astaga, saya kenal, tetapi sudah lama sekali tidak tinggal di kampung lagi, pindah ke luar Lombok dia," kata rekan HF, yang tidak bersedia menyebutkan identitasnya.

Sementara itu DPD Prajaniti Hindu Indonesia Jawa Timur melaporkan pria yang menendang dan membuang sesajen di lokasi bencana Gunung Semeru ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jatim di Surabaya, Senin (10/1).

“Perlu dicari motivasinya apa orang tersebut. Selain membuang itu, kita khawatir ada motivasi adu domba antar-umat beragama,” ujar Wakil Ketua Bidang Hukum dan Politik DPD Prajaniti Hindu Indonesia Jatim, I Ketut Swardana kepada wartawan usai melaporkan kasus tersebut.

Pihaknya berharap aparat mencari pria pelaku penendangan sesajen itu dan dilakukan pengusutan tuntas. 

“Ini kenapa kita menginginkan harus dicari tuntas motivasinya karena umat beragama di Jatim sangat harmonis, tidak ada gesekan sama sekali,” ucap dia.

Ketut menegaskan tindakan pria membuang sesajen itu sangat menodai dan menyakiti umat Hindu dan budayawan setempat. Ia berharap aparat kepolisian serius menangani kasus ini karena dikhawatirkan kejadian seperti ini akan berdampak secara nasional.

Umat Hindu di Indonesia, kata dia, juga diimbau tidak menyikapi kejadian itu secara berlebihan dan pihaknya menjamin Prajaniti Jatim yang akan bergerak untuk mencari keadilan.

“Sampai hari ini, umat Hindu dan budayawan Nusantara itu sudah merasakan kesedihan tetapi sudah bisa menahan diri,” katanya

“Harapan kami, bapak Kapolda beserta jajarannya bisa menemukan oknum tersebut dan mencari apa motivasinya, itu yang paling penting. Kalau perilakunya itu tidak terlalu berat, tapi motivasinya mengadu domba umat beragama itu yang paling penting,” tambahnya.

Sebelumnya, viral video seorang memakai rompi hitam memaki pemakaian sesajen di kawasan Gunung Semeru, Kabupaten
 Lumajang. Dalam video itu, ia membuang sesajen di depannya, bahkan ada yang ditendang. Polda Jatim bahkan membentuk tim untuk mengejar seorang pria yang menendang sesajen tersebut. 

“Kami sudah bentuk tim untuk melakukan pencarian terhadap pelaku,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Gatot Repli Handoko.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami