search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Airbus Ini Berhasil Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng
Sabtu, 16 April 2022, 14:05 WITA Follow
image

beritabali.com/industry.co.id/Airbus Ini Berhasil Terbang dengan Bahan Bakar Minyak Goreng

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Airbus mengklaim pesawatnya berhasil terbang menggunakan bahan bakar udara berkelanjutan (SAF) yang dibuat dari campuran minyak goreng dan limbah lemak. Bahan bakar ini kemudian digunakan pada mesin tunggal Rolls-Royce Trent 900.

Pesawat Airbus A380 itu berhasil terbang dengan menggunakan bahan bakar minyak goreng dalam uji coba yang berlangsung selama tiga jam dari Bandara Blagnac di Touluse, Prancis pada Jumat (25/3).

Menurut Airbus dalam uji coba kedua dari Toulouse ke Nice pada Selasa (29/3), penerbangan difokuskan untuk memantau penggunaan SAF saat lepas landas dan mendarat. Para ahli mendapatkan hasil yang tidak mengecewakan.

Untuk informasi, bahan bakar yang digunakan dipasok oleh TotalEnergies, sebuah perusahaan yang berbasis di regional Normandy, Prancis. Bahan bakar ini dibuat dari Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA), yang bebas aroma dan sulfur.

Airbus telah beberapa kali menguji penerbangan bertenaga SAF selama setahun terakhir, di antaranya A350 pada Maret 2021, dan pesawat A319neo yang terbang dengan minyak goreng pada Oktober.

Saat ini, pesawat Airbus dapat "diminumkan" hingga 50 persen SAF yang dicampur dengan minyak tanah tradisional. Perusahaan berharap untuk bisa mendapatkan sertifikasi pesawat terbang berbahan bakar SAF pada akhir dekade ini.

"Meningkatkan penggunaan SAF tetap menjadi tujuan utama dalam mencapai ambisi industri emisi karbon nol pada tahun 2050," kata Airbus dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan mengklaim pesawat terbang yang menggunakan bahan bakar SAF dapat mengurangi emisi karbon antara 53 persen hingga 71 persen.

Lebih lanjut, Airbus berencana untuk menghadirkan pesawat tanpa emisi pertama di dunia pada 2035.

SAF diklaim memberikan netralitas karbon karena karbondioksida (CO2) telah diserap saat bahan organiknya dikembangkan. Kini SAF sudah digunakan dalam jumlah terbatas oleh beberapa maskapai penerbangan. Namun, harganya yang tinggi membuat adopsi bahan bakar ini tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat.

Keberuntungan A380 sebagai pesawat penumpang terbesar di dunia telah menurun dalam beberapa tahun terakhir dengan beberapa maskapai menunda penggunaan pesawat ini. Sebagian besar beralasan A380 kurang hemat bahan bakar dibandingkan pesawat jarak jauh yang lebih modern.

A380 yang terakhir dikirimkan Airbus ditujukan untuk maskapai Dubai Emirates pada akhir 2021. Untuk menanggulangi masalah efisiensi bahan bakar, Airbus tampaknya tengah mengeksplorasi berbagai opsi bahan bakar alternatif untuk A380.(sumber: industry.co.id)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami