Roah, Tradisi Makan Bersama Pasca-Konflik di Mareje
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NTB.
Memperkuat tali persaudaraan warga di desa Mareje, Lombok Barat yang sempat berseteru di malam takbiran pada Lebaran, Minggu (1/5) lalu, Pemda setempat menggelar acara tradisi Roah di lapangan SMPN 3 Lembar, Rabu (18/5).
Roah yakni tradisi yang diisi dengan masak bersama dan makan bersama dari dua kelompok warga ini.
"Roah bersama, jadi yang meriap (memasak) itu dua-duanya, kita makan bersama-sama," kata H Fauzan Khalid, Bupati Lombok Barat (Lobar), di sela acara berlangsung.
Bupati Fauzan mengatakan, konflik yang terjadi di malam takbiran hingga berujung pembakaran sejumlah rumah warga tersebut, terjadi karena miskomunikasi. Juga karena adanya hasutan dan berita tak benar, provokasi di media sosial.
Khalid mengajak masyarakat untuk menjaga kebersamaan dan kedamaian di wilayah Lombok Barat dan Nusa Tenggara Barat. Ia meminta agar masyarakat tetap menjaga kerukunan dalam menjalankan kehidupan. Agar semakin maju dan berkembang.
"Marilah kita menjaga kedamaian dan kerukunan agar kita bisa sejahtera," ujarnya.
Bupati dua periode menambahkan, bahwa acara masak bersama dan makan bersama hari ini merupakan simbol kerukunan di tengah tengah masyarakat yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari hari.
"Tentu ini seperti yang tertuang dalam ikrar "Sopoq Tundun yang dipandu wali paer Lombok Barat tadi," ujarnya.
Kepala Desa Mareje, H Muhsim Salim mengungkapkan, Pemerintah Desa Mareje bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat menggelar Gawe Rapah.
"Thema kegiatan "Kita Semua Bersaudara dan Damai Marejeku," kata Kades.
Dalam kegiatan dibacakan Ikar Sopoq Tundun atau satu keturunan yang dipandu oleh Wali Paer Kabupaten Lombok Barat HL Anggawa Nuraksi. Ikrar ini menyebutkan bahwa masyarakat satu keturunan sehingga perlu menjaga kebersamaan dan kerukunan.
Selain itu dalam kegiatan ini juga dilakukan 'Sembeq Kending Patuh-Patuh Saling Kangen" oleh Gubernur NTB, yang hadir bersama Bupati dan wakil Lombok Barat, Danrem 162/WB, Kapolda NTB, tokoh budaya Paer Lombok Barat, Wali Paer Majelis adat sasak Lombok Barat, Ketua Bale Mediasi, Kaplores Lobar, Dandim 1606 Mataram, Ketua FKUB, Kepala OPD, Tokoh Agama serta Tokoh Masyarakat Mareje dan masyarakat Desa Mareje.
"Sembeq kending ini diberikan kepada warga sebagai simbol agar warga hidup rukun dan damai," ujar Pengerakse Gumi Paer Lombok Barat HL Anggawa Nuraksi.
Dalam kegiatan ini juga di sampaikan nasehat cilokak oleh ketua FKUB Lombok Barat, TGH Lalu Subeki Sasaki yang berisi tentang nasehat hidup rukun.
Sementara Gubernur NTB, Zulkiflimansyah pada acara Gawe Rapah ini mengungkapkan, bahwa tantangan kehidupan sosial kemasyarakatan kedepan memang tidak mudah. Hal ini disadari karena pengaruh sosial media yang dapat diakses secara luas.
"Termasuk terkait peristiwa keributan antar pemuda di desa Mareje yang kabarnya atau isunya hingga internasional. Ini tentu menjadi perhatian kami di Forkopimda Nusa Tenggara Barat. Kami di Forkopimda NTB memiliki pertemuan santai untuk membicarakan hal hal penting. Kami berharap agar inisiasi untuk adanya pertemuan santai sambil ngopi dapat dilakukan di kabupaten juga karena efektif dalam menyelesikan masalah," ujar Gubernur.
Reporter: bbn/lom