search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Heboh Pemerintah Inggris Goyang, 2 Menteri Mundur
Rabu, 6 Juli 2022, 09:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Heboh Pemerintah Inggris Goyang, 2 Menteri Mundur

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson kini kembali digoyang. Selasa (5/7/2022) malam waktu setempat, sejumlah menteri mundur dari pemerintahannya.

Pengunduran diri itu terjadi ketika Johnson meminta maaf karena skandal baru di pemerintahannya. Di mana ia menunjuk seorang anggota parlemen bernama Christopher Pincher untuk peran penting, padahal ia dituding telah melakukan pelanggaran seksual.

"Saya meminta maaf kepada semua orang yang sangat terpengaruh olehnya," kata Johnson dalam sebuah tayangan televisi.

Menteri yang mundur itu adalah Rishi Sunak yang menempati posisi menteri keuangan dan Sajid Javid yang menempati posisi menteri kesehatan. Keduanya membidik kemampuan sang PM untuk menjalankan pemerintahan yang mematuhi standar.

"Dengan sangat menyesal saya harus memberi tahu Anda bahwa saya tidak bisa lagi, dengan hati nurani yang baik, terus melayani di pemerintahan ini," kata Javid dalam surat pengunduran dirinya.

"Masyarakat sudah sepatutnya mengharapkan pemerintahan berjalan dengan baik, kompeten dan serius ... Saya menyadari ini mungkin pekerjaan menteri terakhir saya, tapi saya percaya standar ini layak diperjuangkan dan itulah sebabnya saya mengundurkan diri," kata Sunak.

Bukan hanya menteri, Alex Chalk yang menduduki posisi Jaksa Agung juga mundur dari pemerintahannya. 

Ia pun menyebut bahwa kemampuan pemerintah Inggris telah rusak.

"Kemampuan Nomor 10 (merujuk ke alamat kantor dan tempat tinggal PM Downing Street no 10) untuk menegakkan standar keterbukaan yang diharapkan dari pemerintah Inggris telah rusak," tulisnya di surat pengunduran diri yang dibagikan di Twitter.

Ini bukan skandal pertama di pemerintahan Johnson. Ia sendiri bahkan terjebak kasus "partygate" di mana dirinya terkait pesta-pesta yang berlangsung kala pemerintah memberlakukan kebijakan lockdown di awal pandemi Covid-19 menyerang negara itu 2020.

Mata uang poundsterling mencapai level terendah baru setelah Maret 2020 pasca pengumuman ini. Mata uang itu sempat turun 1,5 persen mencapai 1,1923 terhadap dolar.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami