search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Temesi Tolak Pemindahan TPA Suwung ke TPA Temesi
Kamis, 29 Mei 2025, 14:53 WITA Follow
image

beritabali/ist/Warga Temesi Tolak Pemindahan TPA Suwung ke TPA Temesi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Wacana pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung ke TPA Temesi, Gianyar, mendapat penolakan tegas dari warga Desa Temesi. Penolakan tersebut disampaikan dalam rapat desa dan banjar adat yang digelar pada 23 dan 24 April 2025 lalu.

Pernyataan sikap warga resmi disampaikan kepada media pada Kamis (29/5/2025) di Kantor Desa Temesi, dihadiri oleh Perbekel Temesi Ketut Branayoga, Ketua BPD Ketut Purnajiwa, Bendesa Adat Gusti Made Mastra, Wakil Ketua DPRD Gianyar Made Suteja, serta para kelian dinas dan adat.

“Wacana pemindahan, kami tolak sesuai kesepakatan masyarakat. Selaku warga Temesi Gianyar, kami tidak bersedia menerima sampah luar kabupaten dan kota. Karena sampah sudah tanggung jawab daerah,” tegas Ketut Branayoga.

Ia menyebut, keputusan ini diambil setelah rapat di tiga banjar yakni Banjar Peteluan, Banjar Temesi, dan Banjar Pegesangan, yang serentak menyatakan penolakan.

“Masing-masing Banjar adat, melakukan paruman mengenai wacana sampah luar kabupaten. Ini sudah ditolak oleh warga,” ujarnya.

Branayoga menambahkan, saat ini Pemkab Gianyar tengah mempersiapkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dengan bantuan dari pemerintah pusat. Prosesnya sudah masuk tahap lelang. “Kami harap, pemerintah memikirkan lagi rencana pemindahan,” katanya.

Selama ini, warga Temesi sudah merasakan dampak negatif dari keberadaan TPA, seperti debu, bau, dan asap saat musim kemarau.

Senada dengan itu, Bendesa Adat Temesi Gusti Made Mastra mengaku kaget dengan kabar pemindahan tersebut. “Setelah naik di media sosial, maka desa adat menggelar rapat termasuk Banjar adat juga ikut rapat. Saya dari desa adat, menolak pindah TPA Suwung ke Temesi. Karena wilayah kecil,” ungkapnya.

Ia menyebut, luas lahan TPA Temesi hanya sekitar 7,3 hektare dan wilayah tersebut sudah mulai padat penduduk. “Lahan kami menipis, perkembangan penduduk warga,” katanya.

Bendesa pun menyampaikan permohonan maaf kepada jajaran Pemprov Bali. “Kepada pak gubernur, para prajuru pemerintah Provinsi Bali termasuk DPR Provinsi Bali, harap memaklumi,” pintanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gianyar Made Suteja menegaskan bahwa masyarakat Temesi sejak awal memang keberatan dengan keberadaan TPA di wilayah mereka.

“Namun kami di tataran prajuru, dari masa ke masa, maka kami mampu memberikan jalan keluar. Dengan sosialisasi yang intens, akhirnya masyarakat memahami apa yang menjadi kebutuhan dan apa harapan. Pemerintah mampu menyeimbangkan harapan, maka TPA berjalan sampai tahun ini,” jelasnya.

Namun dengan wacana pemindahan TPA Suwung, warga kembali dibuat resah. “Kalau sampah dari 4 kabupaten dan kota masuk sekian ribu ton. Kami masyarakat pertanian dan lahan kecil. Apalagi Temesi masuk desa wisata. Apakah layak dijadikan TPA?,” ujarnya.

Made Suteja pun menyatakan penolakan halus atas wacana tersebut. “Maaf kepada senior kami di provinsi. Desa siapa sih yang mau menjadi TPA? Gak ada. Kami sebetulnya sulit menerima. Maka dengan ketulusan hati, kami menerima hanya TPA khusus Gianyar,” tandasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami