Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comTerakhir 20 Tahun Lalu, Kini Kurs 1 Euro Setara US$ 1 = Rp15.000
BERITABALI.COM, DUNIA.
Nilai tukar euro terus merosot melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh level paritas, atau 1 euro sama 1 US$. Kali terakhir euro berada dalam posisi tersebut hampir 20 tahun yang lalu.
Melansir dara Refinitiv, euro pada hari ini merosot hingga 0,36% ke US$ 1,0003/EUR, yang merupakan level terendah sejak 6 Desember 2002. Sepanjang tahun ini, mata uang 19 negara ini sudah ambrol hingga 12%.
Melawan rupiah, sepanjang 2022 euro jeblok lebih dari 7% dan saat ini di perdagangan di level Rp 15.000/US$, termurah sejak Januari 2016.
Isu resesi yang melanda dunia, begitu juga dengan Eropa membuat nilai tukar euro terpuruk. Inflasi yang tinggi menjadi pemicunya.
Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di zina euro pada Juni melesat 8,6% year-on-year (yoy), yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa, dan lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 8,4%.
Guna meredam inflasi, bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) sudah menyatakan akan menaikkan suku bunga bulan ini dan September nanti.
Baca juga:
Cek Iuran Resmi Terkini BPJS Kesehatan
Inflasi yang tinggi menggerus daya beli masyarakat, dan kenaikan suku bunga bisa memperlambat ekspansi dunia usaha. Alhasil resesi di depan mata.
Dari 25 ekonom yang disurvei Reuters, sebanyak 19 orang memperkirakan dampak inflasi akan parah, dua orang memprediksi sangat parah, dan sisanya mengatakan berdampak ringan.
Selain itu, para ekonom yang disurvei juga memperkirakan zona euro akan mengalami resesi dalam 12 bulan ke depan, dengan probabilitas sebesar 30%.
Saat resesi terjadi, dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona, euro pun tertekan. Sementara itu, Indonesia masih jauh dari resesi dengan inflasi yang masih terjaga.
Baca juga:
Dolar AS Makin Kuat, Harga Emas Kian Melorot
Di topang tingginya harga komoditas, negara perdagangan dan transaksi berjalan Indonesia mampu mencatat surplus yang membuat fundamental rupiah kuat. (Sumber: CNBC Indonesia)
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
