AS Sebut China Ancaman, Ini Balasan Beijing
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pejabat China merayakan simposium peringatan 20 tahun perjanjian antara negara itu dengan negara-negara Asean Laut China Selatan (LCS) di Beijing. Perjanjian itu disebut sebagai kesepakatan yang mampu menjaga stabilitas kawasan.
Dalam laporan media China, Global Times, Beijing dilaporkan merayakan perjanjian ini bersama beberapa pejabat ASEAN. Negara itu menganggap kerjasama yang dinamakan sebagai Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di LCS (DOC) merupakan sebuah tonggak penting bagi perdamaian di kawasan yang disengketakan itu.
"Mereka (pejabat China dan Asean) juga sepakat agar keduanya harus fokus pada kerja sama, terus mengikuti pendekatan dual-track dalam menangani masalah LCS, dan menantikan kesimpulan awal dari aturan Kode Etik di LCS (COC)," tulis media itu, dikutip Selasa (26/7/2022).
Selain itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi juga mengecam beberapa negara besar karena terus meningkatkan kehadiran mereka di wilayah perairan kaya hasil alam itu untuk mempertahankan hegemoni mereka. Ia pun menyerukan agar Asean juga mengambil langkah kecaman serupa.
"Jika Anda datang untuk perdamaian dan kerja sama, kami menyambut Anda. Jika Anda datang ke sini untuk membuat masalah atau menyebabkan kerusakan, silakan pergi," tegas diplomat top China itu.
"20 tahun yang lalu, kami mengambil kesempatan bersejarah untuk memulai dialog dan kerja sama tentang masalah LCS."
"Di bawah kondisi sejarah yang baru, kami harus mengingat aspirasi awal kami, terus dengan teguh mempertahankan tujuan dan prinsip DOC dan menerapkan norma dan proposisi DOC, terus memegang inisiatif dan dominasi dalam menyelesaikan masalah LCS di tangan regional kita dan benar-benar menjadikan LCS sebagai lautan perdamaian, persahabatan, dan kerja sama," tambahnya.
Pernyataan ini sendiri datang beberapa saat setelah Amerika Serikat (AS) menyuarakan kekhawatirannya terkait posisi China di LCS. Dalam sebuah kunjungan ke Indonesia, Kepala Staf Gabungan Militer Jenderal Mark Milley menegaskan kembali bahwa China telah memperkuat kekuatan militernya dan mulai mengancam negara lain.
Perluasan ini, menurutnya, tak hanya dilakukan di wilayah LCS namun juga area lain di sekitar Asia Pasifik seperti wilayah Pasifik Selatan.
"Ini adalah area di mana China mencoba melakukan penjangkauan untuk tujuan mereka sendiri. Dan sekali lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak melakukannya hanya untuk alasan yang tidak berbahaya," katanya.
"Mereka mencoba memperluas pengaruh mereka di seluruh wilayah. Dan itu memiliki konsekuensi potensial yang tidak selalu menguntungkan bagi sekutu dan mitra kami di kawasan ini."
LCS saat ini sedang menjadi potensi konflik global yang meluas. Pasalnya China terus mengklaim 90% wilayah lautan itu miliknya dan melakukan ekspansi besar-besaran di lautan yang juga diklaim oleh beberapa negara-negara di Asia Tenggara.
Di sisi lain, klaim ini bertentangan dengan negara-negara Asean lainnya seperti Malaysia, Vietnam, dan juga Filipina. Indonesia pun juga sempat bersinggungan di wilayah ZEE milik RI di Natuna.
Sementara itu, Washington berkomitmen untuk menolak klaim yang diutarakan oleh Beijing. Amerika Serikat bahkan beberapa kali mengirimkan kapal perangnya ke wilayah itu dalam kegiatan yang disebut sebagai kebebasan navigasi.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net