search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perdana, Jenderal Korsel Pimpin Latihan Militer Bareng AS
Kamis, 25 Agustus 2022, 08:26 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Perdana, Jenderal Korsel Pimpin Latihan Militer Bareng AS

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang jenderal Korea Selatan memimpin latihan militer bersama Amerika Serikat. Pasukan AS Korea (USFK) menyatakan jenderal tentara AS, Paul LaCamera, menyerahkan komando kepada jenderal Ahn Byung-seok dari Korsel selama latihan yang digelar pada pekan ini.

Selama ini, LaCamera merupakan komandan USFK, sementara Ahn menjadi wakilnya. Biasanya, latihan gabungan kedua negara dipimpin oleh komandan USFK.

"Ini signifikan karena untuk pertama kalinya, wakil komandan CFC akan memimpin sebagai komandan CFC selanjutnya," ucap LaCamera, sebagaimana dilansir Reuters, Rabu (24/8).

LaCamera mengatakan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan rencana komando di masa depan yang sudah dirancang menteri pertahanan dari kedua negara sejak tahun lalu.

Sejak Perang Korea 1950-1953, militer AS selalu memegang kendali atas personel militer Korsel yang ditempatkan di pangkalan-pangkalan militer Negeri Paman Sam di negara Asia itu.

Beberapa tahun belakangan, Korsel mulai mendesak agar mereka dapat memimpin latihan militer gabungan dengan AS. Namun kemudian, pandemi Covid-19 melanda dunia. AS dan Korsel pun menangguhkan semua agenda latihan militer gabungan.

Estafet komando ini akhirnya baru terwujud dalam latihan militer gabungan tahun ini. Hadir di latihan itu, Menteri Pertahanan Korsel, Lee Jong-sup, menyatakan bahwa latihan ini penting di tengah ancaman Korea Utara.

Menurutnya, latihan ini bertujuan untuk mengasah keterampilan personel militernya agar lebih baik dalam melawan dan merespons ancaman nuklir dan senjata penghancur massal (WMD) Korut.

Sebagai respons, Korut mengecam latihan ini. Mereka menganggap latihan ini sebagai "kebijakan bermusuhan" yang membuktikan bahwa Amerika Serikat dan Korsel tak tertarik dengan upaya diplomasi.

Belakangan ini, Korsel sendiri terus menyerukan diplomasi agar Korut mau menghentikan program nuklirnya. Mereka bahkan menawarkan paket bantuan besar-besaran jika Korut mau denuklirisasi.

Namun, Korut menolak mentah-mentah tawaran tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami