Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
7 Kali Gagal Seleksi PTN, Mahasiswa Ini Lulus dengan IPK 3,85
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Sudah 7 kali gagal seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), bukan akhir dari segalanya. Coba terus dan terus, sampai lolos.
Setidaknya, itu menurut Kharin Octavian Ranto. Dia pernah mengalami hal itu. Dia mengaku, sudah 7 kali gagal berbagai macam seleksi PTN, bukan menandakan dirinya tidak mampu.
Buktinya, dia lolos menjadi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan sudah lulus sebagai wisudawan program Sarjana Terapan atau D4 terbaik ITS dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,85. IPK yang tinggi, lulus dari ITS, memang buah dari usahanya.
Meski berusaha keras, dia tetap tidak menyangka menjadi peraih nilai tertinggi di Program Sarjana Terapan ITS.
Kharin menuturkan, sejak SMA memang tertarik dengan ilmu statistika. Karena itu, saat diterima di ITS, dia bersyukur dapat mendalami ilmu yang diidamkannya.
"Mengingat masa menuju ITS yang banyak kendala sampai akhirnya menjadi salah satu wisudawan terbaik, tentunya saya sangat senang dan bangga sekali," ucap dia saat dilansir dari laman ITS.
Tak cukup menggali ilmu, Kharin juga aktif berkompetisi untuk memperluas keahliannya. Salah satu lomba yang diikuti adalah Program Mahasiswa Wirausaha Vokasi (PWMV).
Pada PWMV, Kharin mengajukan proposal bertema bisnis kuliner yang mengantarkannya mendapat pendanaan sebesar Rp20 Juta pada bisnisnya.
Menurut dia, kegiatan di luar akademik, seperti organisasi dan kepanitiaan juga sangat penting untuk membangun relasi. Hal ini dibuktikannya dengan menjadi salah satu staff Mahasiswa Persekutuan Kristen (PMK) ITS, Olympiad of Statistics Action (Olfaction), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Expo ITS.
Kharin menganggap kuliah merupakan masa untuk mengeksplorasi diri dan membangun relasi seluas mungkin. Meskipun beberapa orang akan merasa terbebani dengan tugas dan waktu yang sempit, Kharin yakin bisa menyelesaikannya.
Dia meyakini selama ada wadah untuk mengembangkan diri, jangan mudah demotivasi dan tetap berjuang.
"Menjalani hidup perlu adanya hard dan soft skill yang mumpuni," ucap Kharin.
Selama menjalani masa kuliah, Kharin sering mencatat dan merencanakan kegiatan yang akan digeluti sebelum semester baru tiba. Sehingga saat menjalani perkuliahannya, dia mampu menjalani porsi kegiatan akademik dan non-akademik yang sesuai.
"Dengan begitu, saya bisa tahu porsi-porsi waktu dalam berkuliah," jelas wisudawan yang hobi traveling ini.
Dia juga sudah merasakan magang di PT Terminal Petikemas Surabaya dan mendapat banyak pengalaman baru. Kharin dituntut untuk bekerja di lapangan secara langsung.
Meskipun begitu, Kharin menilai pengalaman magangnya sangat berguna, karena dapat membuat topik tugas akhir (TA) berdasarkan pengalaman dan ilmu yang didapat selama magang.
Mahasiswa kelahiran tahun 2000 ini mengaku sudah mulai bekerja di PT Santos Jaya Abadi Kapal Api Global sejak awal 2022. Namun, dia juga memiliki keinginan untuk membuka lapangan usaha baru dengan berwirausaha.
"Pengalaman semasa magang memberikan banyak pandangan baru dan meningkatkan pola kerja saya," terang dia.(sumber: kompas.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net
Berita Terpopuler
Hungaria Tawarkan 100 Beasiswa Tiap Tahun untuk Anak Muda Bali
Dibaca: 448 Kali
Teluk Gilimanuk Dipadati Wisatawan Manis Kuningan
Dibaca: 369 Kali
Pengendara Tabrak Tugu Buaya di Mendoyo, Dua Orang Luka
Dibaca: 357 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem