'Harta Karun' Milik RI Bikin Iri, Dunia Sampai Rebutan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Indonesia diketahui memiliki 'harta karun' yang menjadi primadona, yaitu batu bara. 'Harta karun' emas hitam ini dinilai bikin dunia iri dan menjadi rebutan, sehingga Indonesia didesak untuk mengurangi pemakaian batu bara ini.
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batu bara Indonesia mencapai sebanyak 31,7 miliar ton. Tahun ini produksi batu bara Indonesia ditarget mencapai 663 juta ton.
Sejatinya, penggunaan batu bara ke depan akan terancam tatkala dunia akan memasuki masa transisi energi dari energi fosil menuju energi bersih atau energi baru dan terbarukan (EBT), demi mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060.
Di Indonesia sendiri, penggunaan batu bara akan mulai terkikis, di mulai dari dihentikannya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112 tahun 2022 tentang Percepatan Pembangunan Energi Baru Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Pengurangan penggunaan batu bara di Indonesia dinilai karena dunia iri dengan melimpahnya pasokan batu bara yang ada di Indonesia. Hal itu dikatakan lamgsung oleh Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Djoko Widajatno dalam Webinar Bedah Buku Tambang Transformatif.
Ia bilang, banyak negara memang yang berusaha mengurangi efek dari emisi gas rumah kaca hingga CO2, salah satunya adalah dengan mengurangi penggunaan batu bara. Namun dalam kacamata Djoko, negara-negara tersebut masih banyak yang mencari energi paling murah.
Adapun energi paling murah ini adalah batu bara. "Dunia iri kepada Indonesia, karena iri kita di desak untuk mengurangi pemakaian energi fosil, tapi bagaimana caranya kita bisa menggunakan energi bersih tanpa mengurangi energi fosil," ungkap dia, dikutip Kamis (6/10/2022).
Ia mengatakan, bahwa ada peneliti dari Swiss yang melakukan penelitian di Indonesia atas penggunaan batu bara. Di mana, Emisi CO2 dari Indonesia yang dihasilkan dari Indonesia hanya 2 persen untuk efek Dunia. "Apa artinya 2 persen, kenapa kita sibuk dengan mencari pinjaman untuk energi baru terbarukan dan sebagainya. Apakah kita tidak termasuk yang paranoid?" ungkap dia.
Djoko berpegang teguh atas istilah 'Batu Bara: Barang Tuhan Dibagi Rata' . Di mana harta karun ini bisa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan, sehingga keberadaannya masih dibutuhkan.
Adapun untuk mengurangi CO2 dan emisi gas rumah kaca itu bisa menggunakan Carbon Capture Utilization Storage (CCUS) atau diatasi dengan gasifikasi melalui hilirisasi batu bara menjadi DME.
"Kalau begitu ini kita akan atasi dengan teman-teman yang sekarang sedang mencari bentuk energi bersih dan terbarukan lewat batu bara dengan mengembangkan penelitian-penelitian untuk menangkap gas rumah kaca dan CO2 nya itu," tandas Djoko.
Eropa Cari Subtitusi Impor Sampai Indonesia
Direktur Eksekutif APBI, Hendra Sinadia menyebutkan, mengacu data unofficial, sampai pada Oktober 2022 ini sudah ada hampir 4 juta ton batu bara untuk dikirimkan ke beberapa negara di Eropa.
Hendra bilang, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke Eropa biasanya kurang dari 1 juta ton per tahun. "Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan. Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (6/9/2022).
Hendra memang belum bisa menyebutkan secara pasti, negara-negara Eropa mana saja yang memesan batu bara dari Indonesia. Yang jelas kabar yang didapat Hendra, ekspor batu bara Indonesia ke negara Eropa dikirim ke Polandia, Belanda, Greece, Spanyol hingga Jerman.
"Persisnya berapa kabarnya 3,5 juta ton - 4 juta ton," tandas Hendra.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net