Tetangga AS Ini Kacau Balau, Kekerasan Menggila, BBM Kritis
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Tetangga Amerika Serikat (AS), Haiti, kini dalam keadaan kacau balau. Kekerasan terjadi di mana-mana di negeri Karibia itu.
Baca juga:
China Bikin Pelontar Rudal 'Tak Terlihat'
Terbaru, bahan bakar tak hanya mahal, tapi juga langka. Pasalnya, geng-geng bersenjata di negara itu mulai mengganggu jalur distribusi bahan bakar di seluruh pelosok negeri.
Mereka tak hanya mengambil alih terminal bensin utama di ibu kota. Geng bersenjata pun memotong jatah penduduk dan fasilitas kesehatan dari pasokan bahan bakar yang sangat dibutuhkan.
"Hampir semua orang di ibukota Haiti hidup dalam ketidakpastian," kata penduduk Judes Jonathas dikutip Kamis (13/10/2022).
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi besok," tambah manajer program senior di kelompok kemanusiaan Mercy Corps di Haiti, Jonathas.
"Seolah-olah kita benar-benar hidup dari menit ke menit. Saat kita pergi keluar, kita tidak tahu apakah kita bisa kembali," tambahnya.
Pejabat Perdana Menteri (PM) Ariel Henry pun meminta bantuan internasional. Ia menghimbau ada "angkatan bersenjata khusus" untuk memadamkan kekerasan di negeri itu.
Namun warga sipil justru menolaknya.
Mereka malah menyebut Henry tak memiliki legitimasi dan menyebut usulannya "intervensi asing".
"Ada frustrasi, ada kemarahan, itu terjadi di semua orang," kata Jonathas, tentang kondisi yang memburuk.
"Kebanyakan orang Haiti trauma," tambahnya.
Haiti memang termasuk negara termiskin di Amerika. Namun, krisis dan kekerasan makin menjadi-jadi ketika pemerintah memutuskan menaikkan harga bahan bakar bulan lalu.
Pejabat PM Henry mengatakan pemerintah telah kekurangan uang dan tak membayar subsidi bahan bakar. Karenanya harga harus dinaikkan.
Solar dan minyak tanah pun naik dua kali lipat. Dari sekitar 350 labu menjadi 670 labu (sekitar Rp87 ribu).
Protes anti-pemerintah bermunculan. Namun ini kerap berujung bentrokan dan penjarahan.
Hal itu bahkan terjadi berminggu-minggu. Senin, satu nyawa juga melayang akibat kerusuhan yang terjadi.
"Ini adalah kejahatan yang dilakukan oleh polisi. Gadis muda ini tidak menimbulkan ancaman. Dia dibunuh karena mengekspresikan keinginannya untuk hidup bermartabat," kata pengunjuk rasa lain, yang menolak menyebutkan namanya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net