search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tak Sengaja, Harta Karun Kiloan Emas Kerajaan Ditemukan
Kamis, 20 Oktober 2022, 09:07 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Tak Sengaja, Harta Karun Kiloan Emas Kerajaan Ditemukan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Demam penemuan harta karun yang berawal dari penggalian tak sengaja sempat menghebohkan publik di tanah air. Umummya harta karun itu peninggalan masa lampau terutama kerajaan.

Sebelum pandemi, pada 2019 di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan mendadak jadi perhatian. Lokasi ini disinyalir banyak menyimpan peninggalan harta karun Kerajaan Sriwijaya. Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) menyebabkan artefak-artefak kuno bermunculan di lokasi, sehingga mengundang perburuan oleh warga

Perburuan harta karun ini ternyata sudah terjadi sejak 14 tahun lalu, tepatnya 2005. Kolektor Benda Peninggalan Sriwijaya Okky Okta Wijaya mengungkapkan, selain kaya akan benda peninggalan berharga, kawasan gambut di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), khususnya di Desa Sungai Jeruju mengandung serbuk emas yang biasa dicari oleh warga untuk dijual.

Benda Purbakala Sriwijaya
 
Okky menjelaskan, peninggalan Sriwijaya pertama kali ditemukan di lokasi tersebut oleh seorang warga berupa perhiasan cincin emas pada 2005.

Warga tersebut mencangkul tanah di halaman rumahnya dan menemukan cincin emas tersebut. Pencarian semakin marak memasuki 2012 seiring penemuan material mengandung serbuk emas di tanah tersebut. Usai karhutla parah yang terjadi pada 2015, masyarakat semakin berbondong-bondong mencari barang berharga dan emas.

Lahan bekas terbakar mempermudah akses jalan yang sebelumnya tertutup menjadi terbuka. Sehingga kini masih ada warga yang bahkan membuka tenda di sekitar lokasi untuk berburu benda peninggalan dan serbuk emas.

"Mencari serbuk emas itu sudah jadi mata pencaharian penduduk setempat. Kalau saya hanya membeli barang peninggalan Sriwijaya yang ditemukan warga. Yang serbuk emas, emas alamnya tidak, itu ada orang lain yang belinya," ujar Okky.

Menurut pengakuan salah satu Warga Ogan Komering Ilir (OKI), ia menemukan emas senilai puluhan juta rupiah.

"Istri dan anak saya dapat emas sekitar 4-5 gram, kalau harga normal itu hanya Rp3 jutaan. Tapi karena motif dan batu merah, dihargai Rp35 juta," kata warga, Denni seperti dikutip dari detikcom.

"Tidak saya jual, nanti kalau dapat lagi emas polos tidak bermotif baru dijual. Kalau warga lain pasti dijual, ada juga yang dapat emas dihargai Rp60 juta," katanya.

Tim Cagar Budaya Kabupaten OKI dikabarkan sudah datang ke lokasi. Tim meminta warga untuk dapat mendaftarkan setiap temuan mereka di lokasi, terutama jika punya nilai sejarah.

"2018 lalu lokasi itu didatangi sama tim cagar budaya OKI. Tim minta ke pencari emas untuk mendaftarkan ke desa atau pihak kebudayaan," jelas Denni.

Benda-benda purbakala ditemukan menyembul di lahan gambut yang terbakar, lokasinya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, kawasan Pesisir Timur Sumatera. Lokasi persisnya di Kecamatan Cengal, Tulung Selapan, dan Air Sugihan.

Arkeolog Badan Arkeologi Sumatera Selatan Retno Purwanti mengatakan di lokasi lahan gambut yang terbakar menyebabkan banyak peninggalan masa lalu muncul ke permukaan. Beberapa benda peninggalan tersebut berupa perhiasan dan logam mulia.

"Ada barang yang bahannya emas, perhiasan kuno mata kucing berbentuk kalung buatan Mesir dan negara Indopasifik. Ada juga yang menemukan perhiasan kuno lainnya. Kalau dilihat dari ukiran dan bentuknya, emas itu buatan zaman Kedatuan Sriwijaya abad ke-9 hingga ke-14," kata Retno.

Retno mengungkapkan di kawasan tersebut pun ditemukan artefak yang berasal dari kapal, seperti kemudi, papan, serta dayung. Dugaan besar kawasan pesisir timur Sumatera dulu merupakan kawasan perdagangan atau pelabuhan besar Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang.

Harta Karun di Karawang

Di Karawang di kawasan Batujaya, pada tahun 1980-an sempat heboh juga di surat kabar nasional soal penemuan bangunan kuno candi yang 'muncul' dari tanah. Belakangan bangunan itu dikenal sebagai Candi Jiwa dan Candi Blandongan.

Namun, setelah itu, ada hal yang juga bikin tak kalah heboh soal penemuan kerangka-kerangka manusia dengan manik-manik dari benda berharga. Laporan Kompas pada 2010 sempat mengungkap fakta soal temuan manik-manik emas di lokasi.

Situs resmi Kemendikbud juga mengungkapkan soal temuan manik-manik tersebut tapi tak diungkap soal benda-benda dari emas. Namun, yang diungkap adalah temuan kerangka-kerangka manusia.

Harta Karun Jepang

Pada 1946 Tentara Nasional Indonesia (TNI) menemukan harta karun kiloan emas peninggalan Jepang di kawasan Cigombong, Bogor, Jawa Barat. Bersama penduduk lokal sekitar Cigombong kemudian tentara menggali-gali lahan di sekitar bekas lokasi tentara Jepang, berharap mendapatkan senjata untuk melawan tentara Belanda,

"..Sersan Mayor Sidik bersama beberapa anggota polisi tentara dan rakyat menemukan sebuah guci besar. Setelah guci itu dibuka, mereka menemukan kaus kaki yang berisikan barang keras. Kaos kaki itu mereka buka satu persatu. Mereka kaget melihat isinya emas permata dan berlian yang sudah dicongkel-congkel gemerlapan," aku haji Priyatna Abdurrasyid: Dari Cilampeni ke New York (2001:102).

Nilai emas itu, menurut majalah Ekspres (29/09/1972), hampir mencapai Rp6 miliar. Detailnya, harta karun itu berupa 7 kg emas dan 4 kg berlian, yang berasal dari Perkebunan Pondok Gede, Bogor.(sumber: cnbcindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami