search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penjahat Siber Curi Data Pribadi Lewat Kedok Layanan Streaming
Sabtu, 22 Oktober 2022, 22:29 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/pixabay/Penjahat Siber Curi Data Pribadi Lewat Kedok Layanan Streaming.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pengguna internet diingatkan untuk waspada terhadap Trojan yang mengumpulkan data pribadi korban, dengan kedok layanan streaming populer.

Para peneliti di Kaspersky melaporkan, penjahat siber yang menyebarkan Trojan dan mengumpulkan data pribadi korban, dua kali lebih sering ketimbang perangkat lunak yang tidak diinginkan (Adware), berkedok platform streaming.

Saat mengunduh program berbahaya alih-alih aplikasi streaming, pengguna berisiko kehilangan akun, kredensial, dan data pembayaran mereka.

Kaspersky juga menemukan skema penipuan langka, di mana saat para penjahat menawarkan pengguna untuk memindai kode QR demi memenangkan langganan streaming tahunan, namun justru mengarahkan mereka ke halaman phishing.

Dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (22/10/2022), Kaspersky menganalisa deteksi program berbahaya dan tidak diinginkan, yang berisi nama-nama platform streaming paling populer.

Saat mencari sumber alternatif untuk mengunduh aplikasi streaming atau episode suatu acara, para pengguna justru harus berhadapan dengan berbagai jenis malware termasuk Trojan, spyware, backdoor, dan adware.

Di 2022, 35 persen pengguna menghadapi ancaman dengan kedok platform streaming yang terinfeksi oleh Trojan. Angka ini dua kali lipat lebih banyak dibandingkan adware (15 persen), yang dirancang untuk untuk menampilkan iklan yang tidak diinginkan di layar.

Ini berarti bahwa, mengunduh program dari situs mencurigakan, risiko untuk kehilangan data pribadi, akun, dan uang akan lebih besar ketimbang sekadar kemunculan iklan yang tidak diinginkan. 

Netflix, menjadi platform streaming populer yang paling dimanfaatkan oleh para penjahat siber. Hampir 80 persen pengguna menghadapi ancaman berkedok layanan streaming ini, dengan mengunduhnya dari sumber tidak dikenal.

Dibandingkan dengan jumlah mereka yang mencoba mengunduh program berbahaya atau tidak diinginkan dengan kedok Hulu atau Disney+, kedua platform tersebut masih delapan kali lebih rendah.

Kaspersky pun menyebut, para penjahat siber memanfaatkan tren di mana penggemar film saat ini cenderung lebih memilih layanan streaming ketimbang pergi ke bioskop.

Selain itu para penjahat siber juga dilaporkan halaman phishing massal untuk mencuri informasi pribadi korban dan detail kartu kredit.

Mereka secara aktif mengikuti tren dan, dalam upaya untuk mendapatkan kepercayaan dan perhatian pengguna, menggunakan gambar dari serial TV populer terbaru, misalnya, House of the Dragon oleh HBO.

Salah satu skema penipuan langka yang ditemukan adalah menawarkan pengguna untuk memindai kode QR dalam rangka memenangkan langganan tahunan.

Setelah memindai kode, korban diarahkan ke laman phishing di mana mereka diminta untuk memasukkan data pribadi, informasi login ke akun layanan streaming, dan data pembayaran.

Vasily M. Kolesnikov, pakar keamanan di Kaspersky mengatakan, era platform streaming telah memberikan lebih banyak ruang bagi para penjahat dunia maya, untuk melakukan penipuan dan skema berbahaya lainnya.

"Layanan streaming sekarang memproduksi film dan serial mereka sendiri yang hanya dapat ditonton di platform tertentu, tetapi tidak semua pengguna bersedia membayar untuk berlangganan," kata Kolesnikov.

"Oleh karena itu, mereka secara aktif mencari cara untuk mengunduh episode baru dari seri yang diinginkan secara gratis di situs pihak ketiga, yang biasanya membawa risiko," ujarnya. (sumber: liputan6.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami