search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Arab Saudi Mulai Bangun Kota 'The Line' Membelah Gurun 170 Km
Senin, 24 Oktober 2022, 10:12 WITA Follow
image

beritabali.com/sindonews.com/Arab Saudi Mulai Bangun Kota 'The Line' Membelah Gurun 170 Km

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pembangunan megacity Arab Saudi "The Line" di NEOM telah dimulai di Provinsi Tabuk, barat laut negara itu. 

Pertama kali diumumkan pada tahun 2017, NEOM secara konsisten mengangkat alis untuk perkembangan yang diusulkan seperti taksi terbang dan pelayan robot, bahkan ketika arsitek dan ekonom mempertanyakan kelayakannya. Tapi sekarang video konstruksi telah dirilis dan rekaman drone telah menangkap bagian dari situs besar. 

Rekaman itu menunjukkan beberapa truk dan mesin bekerja di tengah gurun. 

Struktur paralel gedung pencakar langit terbungkus cermin memanjang lebih dari 170 kilometer (lebih dari 100 mil), yang secara kolektif dikenal sebagai "The Line". 

Menurut laporan The National, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman yang mengumumkan desain The Line. Ini akan menjadi kota pertama di dunia yang ditenagai oleh energi terbarukan, termasuk tenaga angin, matahari, dan hidrogen. 

Penghuni The Line akan hidup dalam masyarakat yang saling terhubung yang dijalankan oleh artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang dirancang untuk hidup berdampingan dengan alam. Pengembangan futuristik akan mengutamakan walkability, energi bersih dan teknologi untuk menciptakan cara hidup baru. 

NEOM, gagasan Putra Mahkota yang juga penguasa de facto Arab Saudi Mohammed bin Salman, bertujuan untuk membangun gedung pencakar langit kembar setinggi sekitar 500 meter (1.640 kaki) yang membentang secara horizontal sejauh puluhan mil. 

Demikian sebagian rincian desain yang dikutip Bloomberg. Menurut situs NEOM, lebar kota hanya 200 meter, tetapi panjangnya 170 kilometer dan 500 meter di atas permukaan laut. 

“Tidak akan ada jalan, mobil, atau emisi. Ini akan berjalan dengan 100 persen energi terbarukan dan 95 persen tanah akan dilestarikan untuk alam. Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat akan diprioritaskan daripada transportasi dan infrastruktur, tidak seperti kota-kota tradisional,” bunyi situs NEOM, mengutip pejabat yang bertanggung jawab atas proyek megacity tersebut.(sumber: sindonews.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami