search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Anak Yatim Piatu Korban Rumah Ambruk di Kampung Jawa Tangisi Ikan Channanya
Jumat, 28 Oktober 2022, 17:43 WITA Follow
image

bbn/suara.com/Anak Yatim Piatu Korban Rumah Ambruk di Kampung Jawa Tangisi Ikan Channanya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Korban ambruknya lima rumah di kawasan RT 04, Dusun Wanasari, Dauh Puri Kaja, Kampung Jawa Denpasar pada Kamis (27/10/2022) kemarin menyebabkan harus mengungsi. Sebagian dari mereka harus mengungsi di kos terdekat.

Salah satunya adalah Muhammad Januar Rahman (10), bocah yang merupakan anak yatim piatu. Anak yang akrab dipanggil Janu itu tinggal bersama neneknya, sementara kedua orangtuanya sudah tidak ada dan kedua saudaranya tinggal di pesantren.

“Yatim piatu dia, bapak ibunya sudah gak ada dari dia kecil. Saudara-saudaranya sekarang mondok,” ungkap seorang tetangga Janu.

Pada Jumat (28/10/2022) sekitar pukul 11.00, Janu dikunjungi belasan teman-temannya yang baru pulang sekolah sembari menyemangatinya. Janu yang merupakan siswa Kelas V di SDN 4 Dauh Puri saat ini masih belum bisa bersekolah, selain itu seragamnya juga masih belum diselamatkan.

“Gak bisa ngambil seragamnya, tadi udah izin sama kepala sekolahnya,” ujar Janu saat ditemui pada Jumat (28/10/2022)

Janu mengaku menangis setelah kejadian rumah ambruk tersebut. Namun, ia menangis karena tidak dapat menyelamatkan 4 ekor Ikan Channa peliharaannya. Teman-temannya juga tak berhenti menghibur dan bercanda dengan Janu.

“Nanti teman-temannya nyumbang biar bisa beli baju sama Ikan Channa,” celetuk salah seorang temannya.

“Haha Janu nangisin ikan, ikannya jatuh ke sungai,” celetuk temannya yang lain dengan canda.

Janu yang terlihat pemalu merasa malu saat dikunjungi banyak temannya. Saat kejadian, Janu mengaku sedang berada di sekolah dan merasa kaget saat mengetahui rumahnya ambruk.

“Kemarin masih di sekolah (saat longsor), pulangnya kaget,” tutur Janu.

Sementara itu, salah seorang pengungsi lainnya, Suriati mengaku saat ini harus tinggal di kost. Ia menyebut saat ini memerlukan bantuan terutama pakaian karena sampai saat ini masih belum bisa menyelamatkan pakaiannya.

“Ya seperti baju, makanan sehari-hari. Soalnya masih di dalam semua (pakaian), masih tidak boleh nyelamatin,” ujar Suriati.

Saat itu, beberapa pihak sudah memberikan bantuan, termasuk Suriati yang menerima beberapa pakaian, selimut, dan makanan. (sumber: Suara.com)
 

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami