search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenang Zaman Penjajahan pada Kuliner Nasi Cengkaruk di Loloan Timur Jembrana
Senin, 19 Desember 2022, 11:57 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mengenang Zaman Penjajahan pada Kuliner Nasi Cengkaruk di Loloan Timur Jembrana.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Ada kuliner unik yang terkesan bak zaman penjajahan di Loloan Timur, Jembrana yakni nasi cengkaruk.

Nasi cengkaruk berbahan dasar nasi sisa yang masih bagus setelah dijemur. Untuk proses pengolahannya, awalnya nasi sisa ini direndam selama 4 jam. Lalu setelah kering, dicuci hingga bersih dan benar-benar kering. Setelah itu, nasi dikukus. 

Biasanya sajian nasi cengkaruk yang telah matang dikukus dicampur parutan kelapa. Tidak sembarangan untuk bisa mengolah nasi cengkaruk menjadi sajian makanan. Seperti yang dilakukan Salwiyah (63) warga Loloan Timur, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana.

Untuk lauk pendamping nasi cengkaruk, ia biasa menyajikannya dengan tempe, paesan (pepes lemuru), sambal tomat, dan sambal belimbing wuluh. Ia mengaku lebih nikmat menyantap nasi cengkaruk dengan menggunakan tangan ketimbang memakai sendok. Terlebih disuguhkan dengan mangkok berisi air untuk membasuh tangan dan kendi berisi air minum. Terasa suasana yang asli tradisional. 

"Nasi cengkaruk asli kampung Melayu ini awalnya sebagai solusi warga saat kesulitan mendapat beras. Nasi Cengkaruk biasa disebut juga nasi sisa, tapi saat diolah justru menjadi nikmat dan terasa pulen apalagi dicampur dengan parutan kelapa. Tradisi menikmati nasi Cengkaruk sejak kini tetap bertahan dari zaman nenek moyang hingga kini," tutur Salwiyah. 

Untuk satu porsi nasi cengkaruk lengkap, ia mebanderolnya cukup terjangkau yaitu seharga Rp.8.000. Cukup untuk membuat perut kenyang. Salwiyah membuka warung nasi cengkaruk di jalan Gunung Agung Loloan Timur, Jembrana mulai dari jam 06.00 WITA hingga 12.00 WITA.

Uniknya juga alat perabot untuk memasak nasi cengkaruk masih menggunakan tradisional seperti penyantokan (cobek), piring, gelas dan mangkok basuhan. Ia mendapatkan bahan nasi sisa dari beberapa tetangga.

Editor: Robby

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami