search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Proyek Kereta Gantung di Rinjani Senilai Rp2,2 Triliun Dimulai, Puluhan Pemuda Protes
Senin, 19 Desember 2022, 17:38 WITA Follow
image

beritabali/ist/Proyek Kereta Gantung di Rinjani Senilai Rp2,2 Triliun Dimulai, Puluhan Pemuda Protes.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Proyek pembangunan kereta gantung di Gunung Rinjani resmi dimulai. Berjalannya proyek tersebut ditandai dengan acara Groundbreaking Ceremony Kereta Gantung Taman Hutan Rinjani di Desa Karang Sidemen, Batukliang Utara, Lombok Tengah, Minggu (18/12).

Perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut adalah PT Indonesia Lombok Resort. Proyek tersebut ditargetkan rampung dalam kurun waktu tiga tahun atau 2025 mendatang.

Proyek tersebut diklaim menelan dana sebesar Rp2,2 triliun dan dikerjakan di luar Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), sehingga diklaim tidak merusak alam

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah berharap SDM lokal mampu mengambil peran aktif saat proyek tersebut rampung.

“Semoga masih ada waktu untuk mempersiapkan SDM lokal sehingga mampu berperan aktif dan tak jadi penonton,” katanya.

Soal penolakan dari aktivis lingkungan, Zulkieflimansyah mengatakan hal itu karena kurang sosialisasi, sehingga ke depan akan digelar sosialisasi bahwa kereta gantung tersebut tidak merusak kawasan di Gunung Rinjani.

Dikatakan, keindahan Gunung Rinjani menjadi hak semua orang untuk bisa menikmatinya, khusus bagi yang tidak bisa mendaki.

“Insya Allah pembangunan kereta gantung ini akan memungkinkan keindahan alam kita akan terlihat dari atas bagi yang tidak kuat mendaki,” ujarnya. 

Sementara itu puluhan pemuda Desa Karang Sidemen, Batukliang Utara, Lombok Tengah (Loteng) melakukan aksi penolakan terhadap rencana pembangunan kereta gantung di kaki Gunung Rinjani. Aksi tersebut dilakukan di depan kantor desa setempat dengan membentangkan spanduk yang bertuliskan “Tolak Kereta Gantung, Perbaiki Jalan Sintung”. Dalam aksi itu, massa juga membakar ban bekas sebagai bentuk protes.

Koordinator aksi, Dani Nauval mengatakan pemerintah daerah harus memperhatikan kondisi pembangunan Loteng bagian utara akan berefek terhadap masyarakat. 

“Sekarang akan ada peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung, maka kami meminta pemerintah perhatikan masyarakat juga,” katanya, Sabtu (17/12) seusai aksi.

Ia menilai, pembangunan kereta gantung ini juga akan mengganggu kelestarian lingkungan dan mengganggu habitat satwa yang ada di dalam hutan sekitar Desa Karang Sidemen. 

“Pada akhirnya nanti akan ada pembangunan yang lain, bukan hanya kereta gantung. Kami pemuda dengan tegas menolak pembangunan kereta gantung,” tegasnya.

Pihaknya juga telah melakukan diskusi dengan pemerhati lingkungan bahwa mereka keberatan jika proyek tersebut diteruskan. 

“Kami keberatan dengan amdal dan atau efek lingkungan yang akan mengganggu, dan berakibat dari pembangunan kereta gantung ini,” ujarnya.

Di sisi lain, dengan adanya pembangunan megah yang diketahui nilai investasi sampai triliunan tersebut dinilai berbanding terbalik dengan fasilitas jalan yang ada di Desa Karang Sidemen.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami