search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ahli: Gempa Turki dan Suriah Setara 500 Ledakan Bom Atom
Senin, 13 Februari 2023, 05:57 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Ahli: Gempa Turki dan Suriah Setara 500 Ledakan Bom Atom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah disebut memiliki kekuatan setara 500 ledakan atom. Hal tersebut disampaikan Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD).

Gempa terjadi pada Senin (6/2) sebanyak dua kali. Gempa pertama terjadi selama 65 detik, sedangkan gempa kedua berlangsung selama 45 detik.

"Energi yang dibebaskan oleh dua gempa itu sama dengan energi 500 bom nuklir," kata Manajer Umum Pengurangan Risiko AFAD Orhan Tatar, dikutip RT, Minggu (12/2).

Tatar menambahkan sebanyak lebih dari 2.000 gempa susulan terjadi sepanjang minggu ini dan masih terus berlanjut.

Sementara itu, korban tewas gempa dahsyat di Turki dan Suriah tembus 28 ribu orang per Sabtu (11/2). Angka itu diketahui berdasarkan informasi yang dilansir dari CNN pada Minggu (12/2) pagi WIB.

Meski demikian, Ketua Penanggulangan Bencana PBB, Martin Griffith, memperkirakan korban tewas bisa dua kali lipat dari angka tersebut.

Perkiraan Griffith itu didasarkan pada kehancuran parah sejumlah area terdampak gempa di Turki dan Suriah yang disebut seluas negara Prancis.

Jika mengacu pada jumlah terakhir korban tewas gempa Turki dan Suriah per Sabtu (11/2), prediksi Griffith untuk korban meninggal dunia akibat gempa dahsyat tersebut bisa tembus 56 ribu.

PBB menyebut setidaknya ada sekitar 870 ribu orang memerlukan makanan hangat di Turki dan Suriah. Sementara itu, di Suriah, hingga 5,3 juta orang kemungkinan telah kehilangan tempat tinggal.

Di Suriah, bantuan lambat tiba. Padahal di sana sistem kesehatan rusak sebab konflik bertahun-tahun dan sebagian negara berada di bawah kendali pemberontak.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami