Blak-Blakan Connie Bakrie Keluar NasDem: Anies Capres, Langsung Kecewa
beritabali.com/cnnindonesia.com/Blak-Blakan Connie Bakrie Keluar NasDem: Anies Capres, Langsung Kecewa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Jumat, 17 Juni 2022, Surya Paloh mengumumkan tiga nama bakal calon presiden Partai NasDem. Ketua Umum NasDem itu memperkenalkan Anies Baswedan, Andika Perkasa, dan Ganjar Pranowo ke kader NasDem dengan pidato membara.
Setelah Surya turun panggung, ia bersua seorang tokoh Partai NasDem. Sosok itu adalah Connie Rahakundini Bakrie, pakar pertahanan sekaligus Anggota Dewan Pakar Partai NasDem.
Connie yang duduk di dekat Surya bicara membisiki. Ia menunjukkan ketidaksepakatan dengan keputusan Surya mengumumkan nama-nama tersebut.
"Bang, ini bahaya kalau Abang umumkan calon yang bukan kader partai kita," ucap Connie membuka pembicaraan.
Menurut Connie, NasDem adalah partai besar yang diberkati kader-kader terbaik. Tidak seharusnya partai tersebut mendorong kandidat dari luar partai.
Andika, ucapnya, sosok yang paling mendingan dari tiga nama itu. Akan tetapi, Connie pun ragu mantan Panglima TNI itu akan "menjual" sebagai capres.
"Hmm ...," balas Surya.
Tak lama kemudian, Surya meyakinkan Connie atas tiga nama pilihannya. Dia percaya keputusannya tersebut sudah tepat.
Connie mengaku kecewa masukannya tak digubris. Ia kembali menyatakan ketidaksetujuannya atas tiga nama bacapres NasDem sehari sebelum deklarasi.
Minggu, 2 Oktober 2022, ia sempat bertemu sahabatnya yang juga anggota Majelis Tinggi Partai NasDem Lestari Moerdijat. Kepada Rerie-sapaan akrab Lestari Moerdijat-Connie mengatakan keputusan NasDem salah mengusung nonkader sebagai capres.
Ia pun mempermasalahkan waktu deklarasi yang masih jauh dari pilpres. Connie yakin masyarakat akan langsung terbelah jika partai mengumumkan sosok capres dari jauh-jauh hari.
Keesokan harinya, Surya mengumpulkan para petinggi NasDem di Nasdem Tower. Anies hadir di pertemuan itu. Mereka duduk berdekatan.
Surya pun naik ke podium, berpidato di hadapan kader NasDem dan awak media. Ia menyatakan dukungan NasDem untuk Anies Baswedan pada Pilpres 2024.
Connie tak hadir di pertemuan itu. Jauh-jauh hari, ia sudah bilang ke Surya tak akan hadir di deklarasi capres karena NasDem tak usung kader sendiri.
"Begitu capres NasDem diumumkan, jelaslah langsung kecewa," ungkap Connie saat ditemui CNNIndonesia.com di daerah Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/4).
Ia melanjutkan, "Bukan soal Anies atau bukan Aniesnya, tetapi soal waktu yang terlalu dini dan juga tentang sosok nonkader."
Hengkang dari NasDem
Minggu, 2 April 2023, Connie mengawali hari lebih dini. Ia bangun pukul 02.00 WIB untuk sahur.
Usai menyantap makanan, Connie tak langsung istirahat kembali. Perseteruan dengan sejumlah petinggi NasDem beberapa hari terakhir masih menggelayut di pikirannya.
Sekitar dua hari sebelumnya, beberapa petinggi NasDem mempermasalahkan video Connie yang memberi semangat ke kader-kader PSI. Melalui grup WhatsApp, mereka mempertanyakan identitas Connie di partai.
Itu bukan kali pertama Connie jadi bahan cibiran elite NasDem karena bergaul dengan partai lain. Ia pernah ditegur karena hadir di perayaan hari ulang tahun ke-50 PDIP di JI Expo Kemayoran, Jakarta.
Connie menjelaskan ia hadir sebagai satu dari lima akademisi yang diundang PDIP. Ia mengenakan kemeja merah hanya untuk menghargai tuan rumah. "Mereknya Zara kok, enggak ada logo partainya."
Connie pun gerah menjadi gunjingan partai sendiri. Dia protes melalui grup WhatsApp dan meminta penjelasan petinggi Dewan Pakar Partai NasDem. Tak ada balasan.
Ia pun memutuskan untuk hengkang. Setelah sahur, Connie mengambil gawainya. Ia tulis surat pengunduran diri.
"Saya kirimkan surat pribadi saya untuk Pak Surya ke Mbak Dini karena Bapak sedang di Eropa. Mbak Dini itu sekretaris Pak Surya, kemudian saya juga kirimkan ke grup WhatsApp Dewan Pakar," ucapnya.
Setelah itu, ia langsung keluar dari berbagai grup petinggi NasDem. Menurutnya, keputusan itu diambil karena sudah jengah dengan perlakuan tak adil.
Ia bertanya-tanya sebenarnya untuk apa dijadikan Anggota Dewan Pakar Partai NasDem. Connie pun tak pernah berstatus kader partai tersebut.
Meski demikian, ia tetap menghargai penunjukan itu karena hormat terhadap Surya. Ia sering memberi masukan ke Surya dan elite NasDem terkait kebijakan.
Meski demikian, masukan Connie beberapa waktu terakhir sering dimentahkan. Misalnya, saat ia menyarankan agar Sekjen Partai NasDem Johnny G. Plate tak merangkap menjadi menteri Jokowi. Masukannya soal pencapresan Anies juga tak dipertimbangkan.
"Tapi kan tetap akhirnya masukan-masukan tersebut tidak ditanggapi," ungkapnya.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali merespons pernyataan Connie dengan cibiran. Dia menyebut Connie tak paham filosofi pendirian Nasdem.
"Kalau dia (Connie) bicara seperti itu, menunjukkan kebodohan dia, menandakan dia bukan kader partai," ucap Ali saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (12/4).
Ali menilai tak ada masalah bila NasDem mengusung Anies, Andika, ataupun Ganjar sebagai capres. Dia berkata NasDem didirikan bukan untuk kader partai, tetapi untuk semua anak bangsa.
Ia berkata pemilihan Anies sebagai capres justru bentuk kejujuran seorang Surya Paloh. Surya, ucapnya, mengakui ada sosok di luar partai yang berintegritas dan punya kapasitas untuk difasilitasi menjadi seorang presiden.
"Catat ya, Connie itu bukan anggota Partai NasDem. Dia anggota kehormatan yang ditunjuk dan tidak ber-KTA (kartu tanda anggota partai)," ujar Ali.
CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Lestari Moerdijat untuk meminta konfirmasi dan tanggapan atas pernyataan Connie. Namun, ia tak merespons hingga berita ini diterbitkan.
Ramai-ramai hengkang usai Anies capres
Tak hanya Connie yang hengkang dari NasDem usai deklarasi Anies Baswedan sebagai capres. Sejumlah kader senior partai tersebut memutuskan undur diri.
Ketua Departemen Bidang UMKM DPP Partai NasDem Niluh Djelantik mengundurkan diri sesaat setelah Nasdem mendeklarasikan Anies. Ia mengumumkan hal itu melalui akun Twitter.
Niluh bercerita tak punya masalah dengan Anies. Ia pernah mendukung Anies saat menjadi tim pemenangan dan menteri Jokowi.
Meski begitu, Niluh mengungkit memori politik identitas dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia tak sepakat dengan polarisasi yang terjadi di Jakarta tersebut.
Anies menang di Pilkada 2017 usai menundukkan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Salah satu isu sentral pada pilkada itu adalah penistaan agama yang dilakukan Ahok.
"Mungkin bukan dia (Anies yang melakukan), tetapi dia (terkesan) menikmati momen itu," ucap Niluh, 7 Oktober 2022.
Niluh mengaku tetap menghargai keputusan NasDem. Dia menyebut NasDem sebagai "rumah yang mulia dan indah". Akan tetapi, ia tetap keluar dari partai itu karena tak sepakat dengan pencalonan Anies.
Elite NasDem lainnya yang keluar usai pencapresan Anies adalah Ketua DPW Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (Garpu) NasDem Sulawesi Utara (Sulut) Fredriek 'Didi Roa' Lumalente.
Wakil Ketua Bidang Hubungan Eksekutif di DPW NasDem Bali Anak Agung Ngurah Panji Astika juga membuat keputusan serupa.
Keduanya tak sejalan dengan keputusan NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Hermawi Taslim pernah menegaskan NasDem tak kehilangan kader usai usung Anies jadi capres. Menurutnya, jumlah anggota NasDem justru bertambah.
"Seperti istilah atau pepatah mati satu tumbuh seribu dan esa hilang, seribu terbilang," ucap Hermawi, 6 Oktober 2022.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net