Putin Disebut Tetap Bakal Bunuh Bos Wagner Meski Sudah Nego
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Bos tentara swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, disebut masih menjadi target pembunuhan oleh Rusia meski Presiden Vladimir Putin telah membebaskannya dari hukuman usai melancarkan upaya kudeta.
Prigozhin kini dilaporkan berada di Belarus setelah sempat mengerahkan pasukannya menyerbu markas militer di Rostov, Rusia, pada akhir Juni lalu. Ia bahkan sempat memobilisasi tentara Wagner menuju Moskow meski pada akhirnya batal.
Padahal selama ini Prigozhin merupakan salah satu sekutu dekat Putin. Wagner Group juga merupakan salah satu pasukan paramiliter yang diandalkan Rusia dalam melancarkan invasi ke Ukraina.
Menurut ahli keamanan Rusia, Yuri Felshtinsky, Putin tak akan begitu saja membiarkan "pengkhianat" hidup bebas.
"Dalam kamus Putin, pengkhianatan adalah kejahatan yang dapat dihukum mati," ucap Felshtinsky.
"Itu artinya dia (Putin) akan membunuhnya (Prigozhin). Jika Prigozhin ditemukan meninggal dunia besok, tidak akan ada orang yang terkejut soal itu," paparnya menambahkan.
Felshtinsky mengatakan Rusia tidak akan melancarkan pembunuhan terhadap Prigozhin secara terang-terangan.
"Mari kita anggap Prigozhin akan dibunuh besok akibat tembakan sniper, atau pesawatnya jatuh, atau diracun, dan apa pun lah. Tapi, mereka (Rusia) akan berusaha mengatakan itu (pembunuhan) dilakukan oleh Ukraina," ujar Felshtinsky seperti dikutip Newsweek.
Felshtinsky menilai banyak orang yang akan meyakini Putin lah yang membunuh jika itu terjadi. Namun, pembunuhan Prigozhin tidak akan banyak berpengaruh terhadap pengaruh Putin di Rusia.
"Mungkin banyak orang yang akan berpikiran itu (pembunuhan Prigozhin) dilakukan oleh Putin tapi tidak akan ada satu orang pun yang menangis atas kematian (Prigozhin) karena dia juga banyak membuat kesal orang Rusia," ucap Felshtinsky.
Prigozhin dan Rusia dilaporkan mencapai kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia di hari pemberontakan Wagner Group. Rusia mengonfirmasi tak akan menghukum Prigozhin dan tentaranya atas upaya pemberontakan.
Sementara itu, Prigozhin bersedia keluar dari Rusia dan tentara Wagner Group diminta meneken kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net