search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dokter Tertua Usia 100 Tahun Bagikan Lima Tips Panjang Umur
Selasa, 15 Agustus 2023, 00:30 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Dokter Tertua Usia 100 Tahun Bagikan Lima Tips Panjang Umur

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Panjang umur, sehat, dan bahagia adalah hal yang menjadi impian banyak orang. Ternyata, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan dan jadikan kebiasaan agar bisa berusia panjang.

Seorang dokter praktik sekaligus ahli saraf tertua di dunia yang berusia 100 tahun, dr. Howard Tucker mengatakan bahwa ada beberapa gaya hidup yang ia lakukan untuk dapat hidup dengan umur yang panjang dan bahagia.

"Gen yang baik dan keberuntungan dapat memberikan Anda awal yang baik, tetapi ada beberapa aturan gaya hidup yang telah saya jalani selama satu abad terakhir," ujar dokter Tucker.

Berikut tips panjang umur dan bahagia ala dr. Tucker dilansir CNBC Make It.

1. Rutin Berolahraga

Meskipun sudah berusia satu abad, Tucker adalah sosok yang masih aktif berolahraga. Tucker mengaku bahwa ia masih melakukan olahraga renang, joging, hiking, dan bermain ski hingga usia akhir 80-an demi menjaga kesehatan fisiknya.

"Walaupun saat ini saya tidak lagi bermain ski dan tidak seaktif dulu, saya berusaha untuk tetap berolahraga setiap hari. Dalam seminggu, saya berolahraga dengan treadmill setidaknya tiga mil dan menggunakan kecepatan tinggi," kata dr. Tucker.

Menurut studi yang dipublikasikan University of Cambridge, melakukan olahraga, setidaknya berjalan kaki selama 15 menit dapat menurunkan risiko kematian dini hingga 25 persen.

2. Menghindari Kebiasaan Merokok

Sudah bukan rahasia lagi, rokok adalah salah satu pemicu utama terjadinya berbagai masalah penyakit, seperti penyakit paru-paru, kardiovaskular, kanker, stroke, hingga kolesterol.

Maka dari itu, dokter kelahiran 1922 tahun ini sangat menghindari kebiasaan merokok agar kesehatan organ tubuhnya tetap terjaga sehingga bisa memiliki umur yang panjang dalam keadaan bahagia.

"Pada 1930-an, saya meminta izin kepada ayah saya untuk merokok, beliau berkata 'Saya tidak masalah kalau kamu merokok, tapi kenapa ada orang yang ingin memasukkan selain udara segar ke dalam paru-parunya ketika hidup begitu singkat?'" kata dr. Tucker menceritakan latar belakangnya ogah merokok.

3. Tidak Membatasi Diri

Tucker mengatakan bahwa ia tidak pernah membatasi dirinya untuk melakukan banyak hal, salah satunya mengonsumsi makanan favorit. Menurutnya, hal itu bisa membuatnya jadi lebih bahagia.

"Rahasia umur panjang sebenarnya tidak ada. Namun, kira hidup setiap hari dan mati sekali, jadi kita harus memanfaatkan waktu yang kita miliki," sebutnya.

4. Tidak Menyia-nyiakan Ilmu Pengetahuan

Bagi dr. Tucker, membagikan ilmu yang ia miliki berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaannya. Sebab, ia juga memperoleh banyak pembelajaran baru dalam hidup dari lingkungan sekitarnya.

"Saya telah berpartisipasi dalam film dokumenter yang akan tayang tentang hidup saya. Sangat menyenangkan berbagi cerita dari karier panjang saya dengan generasi berikutnya," ujar dr. Tucker.

5. Tidak Pensiun

Sosok yang dinobatkan sebagai dokter praktik tertua di dunia oleh Guinness World Records ini mengatakan bahwa salah satu rahasia gaya hidup yang ia lakukan adalah tidak memutuskan untuk pensiun dan terus bekerja.

"Selama pandemi, saya merawat pasien selama lima atau enam hari dalam seminggu. Kemudian, saya beralih mengajar residen medis hingga tiga hari dalam seminggu," ujar dr. Tucker, yang masih berpraktek di umurnya yang sudah menginjak 100 tahun.

"Saat lagi tidak bekerja, saya senang menghabiskan waktu bersama empat anak dan sepuluh cucu saya, seperti bermain salju dan menonton olahraga Cleveland," imbuhnya.

Dalam hal ini, Tucker menyarankan orang-orang yang mencintai kariernya dan masih bisa bekerja untuk mempertimbangkan menunda masa pensiun. Sebab, sebagian besar orang yang pensiun dan pasif dalam rutinitas sehari-hari berisiko tinggi mengalami penurunan kognitif.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami