search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Australia Imbau Warganya Hindari Kontak dengan Monyet di Bali
Kamis, 14 September 2023, 09:08 WITA Follow
image

bbn/AFP/Australia Imbau Warganya Hindari Kontak dengan Monyet di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Peringatan perjalanan atau travel warning dikeluarkan NSW Health, otoritas kesehatan negara bagian New South Wales Australia, bagi wisatawan Australia yang akan berkunjung ke Bali. 

Mereka diimbau untuk berhati-hati pada monyet liar yang berkeliaran di Bali, karena bisa digigit dan dicakar.

Baca juga:
Monyet Saat KTT G20">India Kerahkan 'Manusia Lutung' Untuk Usir Monyet Saat KTT G20

Peringatan dikeluarkan karena gigitan monyet liar bisa menyebabkan rabies yang mengancam keselamatan jiwa. Dilansir dari www.news.com.au, Selasa, 12 September 2023, imbauan itu disampaikan mengingat semakin banyak wisatawan Australia yang digigit atau dicakar saat berlibur ke Bali dan tempat wisata lainnya. 

Monkey Forest Ubud adalah salah satu lokasi wisata paling populer di Bali. Banyak wisatawan asal Australia berbondong-bondong ke sana untuk melihat monyet bermain di habitat aslinya.

Namun, kebanyakan dari wisatawan tersebut berfoto dari jarak dekat dengan monyet tersebut sebelum membagikan hasilnya ke media sosial. Padahal walaupun terlihat lucu, monyet tersebut tetaplah hewan liar yang berbahaya.

Karena itu, berada terlalu dekat dengan hewan liar bukanlah ide yang baik. Direktur Cabang NSW Health One Health, Keira Glasgow, memperingatkan, "Saat bepergian, sangat penting untuk menghindari kontak fisik dengan hewan apapun." Ia juga menyarankan masyarakat untuk menghindari interaksi dengan hewan liar melalui makanan atau permainan.

Sepanjang 2023, sekitar 145 wisatawan Australia yang berdomisili di New South Wales memerlukan perawatan karena gigitan dan cakaran hewan, menurut NSW Health. Mayoritas dari mereka sebelumnya mengunjungi destinasi wisata seperti Monkey Forest Ubud dan destinasi serupa lainnya di Asia Tenggara. Kebanyakan gigitan tersebut terjadi di Bali dan tempat wisata lainnya di Asia Tenggara.

Glasgow memperingatkan para wisatawan yang terkena cakaran atau gigitan binatang liar untuk segera melakukan pertolongan pertama, seperti mencuci luka dengan sabun dan mendiamkannya selama 15 menit. Setelah itu, mereka diminta segera mencari pertolongan medis, baik suntik rabies, tetanus, dan penyakit infeksi lainnya.

"Jika tergigit atau tercakar, selalu gunakan pertolongan pertama yang tepat. Anda harus mencuci luka secara menyeluruh dengan banyak sabun dan air selama minimal 15 menit dan menggunakan larutan antiseptik yang memiliki sifat antivirus, seperti povidone-iodine, untuk membantu mencegah infeksi. Anda juga harus segera mencari nasihat medis mengenai pencegahan rabies, tetanus, dan infeksi virus dan bakteri lainnya," terang Glasgow.

Dia juga menyarankan para wisatawan yang merasa tidak enak badan setelah bepergian untuk menghubungi dokter, atau pelayanan kesehatan darurat. "Jika Anda masih merasa tidak enak badan setelah pulang dari bepergian, meskipun Anda telah menjalani perawatan medis, segera hubungi dokter Anda atau hubungi triple-0 jika keadaan darurat."

Pada 2019, seorang wanita asal Melbourne, Australia, dikenai tagihan medis sebesar 8000 dolar AS atau sekitar Rp122,8 juta. Dia juga mengalami trauma ketika seekor monyet menggigitnya saat terjadi serangan di Monkey Forest. (sumber: liputan6.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami