search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cemas Warga Ukraina Jika AS Berhenti Dukung Lawan Agresi Rusia
Selasa, 3 Oktober 2023, 00:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Cemas Warga Ukraina Jika AS Berhenti Dukung Lawan Agresi Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sejumlah warga Ukraina merasa khawatir jika Amerika Serikat berhenti mendukung dan memberikan bantuan kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia.

Kecemasan itu muncul setelah pemerintah AS sempat terancam tutup atau government shutdown pada pekan ini usai Kongres gagal menyepakati UU anggaran federal terbaru.

Dewan Perwakilan (DPR) AS akhirnya meloloskan rancangan undang-undang pendanaan sementara untuk 45 hari ke depan. Namun, di UU ini disebut-sebut tak ada rincian anggaran untuk membantu Ukraina.

Ahli logistik Ukraina Tetiana Ostapchuk mengatakan belum mendengar banyak soal RUU belanja sementara itu.

"Saya bisa mengatakan dengan pasti bahwa kita benar-benar membutuhkan dukungan dari negara lain, karena kita tak bisa melakukan sendiri," kata Ostapchuk, dikutip CNN.

Ia kemudian berujar, "Bantuan sangat penting. Jika tiba-tiba Amerika tak lagi membantu kami, maka kami akan berjuang untuk mempertahankan tanah air kami, hingga sumber terakhir."

Namun, Ostapchuk juga menyadari pada kenyataannya menjaga negara dari pasukan Rusia tak mudah dan tetap memerlukan bantuan senjata.

Tak hanya Opstachuk, kepala akuntan di Ukraina Yulia Mueller juga memberi prediksi suram jika AS betul-betul menarik bantuan.

"Mungkin ada situasi di mana bantuan akan dihentikan, karena sebagian besar warga Amerika tak senang karena uang mereka dikirim ke Ukraina, karena Ukraina letaknya jauh, dan tidak ada ancaman terhadap AS," ucap dia.

Di sisi lain, kata Mueller semua orang yang melihat kekejaman di Ukraina memahami bahwa hal ini juga bisa menyebar ke negara lain.

"Jika Amerika berhenti membantu kami, akan ada konsekuensi yang sangat sulit bagi semua orang," ungkap dia.

Bagi sejumlah warga di ibu kota Ukraina, Kyiv, menganggap drama di Kongres tak lebih dari kebisingan di tengah perang.

"Itu permainan warga Amerika. Dan Ukraina adalah tuan rumah untuk diskusi tersebut, ini perang internal," kata petugas layanan Ukraina, Volodymyr Kostiak.

Menurut Kostiak, kepentingan strategis Amerika begitu besar sehingga Ukraina menjadi bagian mereka.

"Dan menurut saya pergulatan politik internal tak akan terlalu mempengaruhi bantuan untuk Ukraina. Akan ada beberapa kesalahan, tapi itu tak signifikan."

Kongres AS sempat menjadi sorotan lantaran mereka nyaris tak meloloskan RUU anggaran. Jika tak lolos AS menghadapi penutupan sementara atau shut down government.

Lalu pada Minggu, Ketua DPR AS, Kevin McCarthy meloloskan RUU itu. Namun, di rancangan undang-undangan ini disebut tak ada soal anggaran bantuan untuk Ukraina.

Beberapa anggota DPR menyatakan McCarthy akan membuat secara terpisah RUU bantuan ke Ukraina.

Bantuan AS untuk Ukraina juga belakangan ini menjadi perbincangan. Sejumlah anggota DPR Partai Republik mempertanyakan anggaran belanja luar negeri AS yang dinilai berlebihan di tengah inflasi.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami