search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemkab Karangasem Menyambut Tim Ahli SAG GIAHS-FAO untuk Verifikasi Sistem Agroforestri Salak
Sabtu, 3 Februari 2024, 19:25 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pemkab Karangasem Menyambut Tim Ahli SAG GIAHS-FAO untuk Verifikasi Sistem Agroforestri Salak.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Pemerintah Kabupaten Karangasem menggelar acara Welcome Dinner untuk Tim Ahli Scientific Advisory Group (SAG) dari Globally Important Agriculture Heritage System (GIAHS) - Food and Agriculture Organization (FAO), Jumat (2/2/2024).

Kegiatan ini menandai dimulainya verifikasi lapangan di lokasi usulan GIAHS Indonesia, "Salak Agroforestry System in Karangasem," yang berlangsung dari 1 hingga 4 Februari 2024 di Desa Adat Sibetan, Kecamatan Bebandem. 

Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, menyampaikan selamat datang kepada Dr. Patricia Bustamante dan timnya. Dalam sambutannya, Wabup Artha Dipa menyoroti potensi pertanian tinggi di Kabupaten Karangasem, baik di lahan kering maupun sawah. Meskipun luas lahan pertanian besar, hasilnya belum optimal karena belum dioptimalkan.

Salak, sebagai komoditas hortikultura unggulan di Provinsi Bali dan Kabupaten Karangasem, mendapat perhatian khusus. Luas tanaman salak mencapai 4.188 hektar dengan produksi 240.608 kuintal/tahun pada 2023. Kecamatan Bebandem, terutama Desa Adat Sibetan, menjadi pusat produksi utama.

Wabup menekankan keunikan Desa Adat Sibetan dalam budidaya salak. Desa ini dikenal tidak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga mancanegara, karena produk lokalnya, seperti wine salak, keripik, pia, dan bumbu rujak, mendapat sambutan positif di berbagai kios dan pasar modern di Bali.

Meski potensi pertanian besar, Artha Dipa mengakui bahwa Kabupaten Karangasem masih dihadapkan pada tantangan seperti alih fungsi lahan, krisis regenerasi petani muda, dan rantai pasok yang panjang. Stabilitas harga saat musim panen menjadi perhatian utama.

Pemerintah Kabupaten Karangasem berkomitmen mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong sektor pertanian sebagai prioritas utama. Kegiatan Site GIAHS untuk tanaman salak dianggap sebagai langkah strategis dalam pelestarian budidaya salak dan warisan budaya lokal. 

"Kami, Pemerintah Kabupaten Karangasem, sangat mendukung apa yang telah dilakukan oleh Kementriaan Pertanian melalui Biro KLN, Ditjen PSP dan Ditjen Hortikultura apalagi mendorong apa yang menjadi Visi Misi kami menempatkan sektor pertanian menjadi prioritas utama untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani serta nelayan," tegasnya.

Wabup Artha Dipa mengharapkan agar Salak, yang menjadi ikon Kabupaten Karangasem, diakui oleh FAO sebagai warisan dunia. Keberhasilan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi sektor pertanian, terutama petani salak.

"Saya sangat berharap dengan adanya kegiatan ini Salak yang menjadi ikon Karangasem bisa benar-benar menjadi warisan dunia yang diakui oleh FAO sehingga produksi salak yang selama ini dinikmati bisa bertahan dan diwariskan kepada generasi muda untuk mampu memberikan nilai tambah daya saing dipasaran. Dengan begitu pendapatan dan kesejahteraan petani salak bisa meningkat," imbuhnya.

Pemerintah Kabupaten Karangasem menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang telah terlibat dalam mendukung kegiatan Site GIAHS “Salak Agroforestry System in Karangasem. 

"Semoga tujuan dari SITE GIAHS, yang menjadi satu-satunya di Indonesia, dapat terwujud dengan baik," tutupnya.

Welcome Dinner yang diselenggarakan oleh Pemkab Karangasem dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang turut memeriahkan acara. Di antaranya, Dr. Patricia Bustamante dan Tim SAG GIAHS menjadi tamu kehormatan dalam acara tersebut. DPRD Kabupaten Karangasem, Bapak Rajendra dan Bapak I Wayan Tambun, sebagai perwakilan FAO Indonesia dan KBRI di Roma.

Selain itu, acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait dari tingkat nasional hingga daerah, seperti Kepala Biro Kementrian Luar Negeri, Direktur Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian, Direktur Jendral Tanaman Hortkultura, serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Bali. Kepala Bappeda, BPSB, dan BSIP Propinsi Bali.

Partisipasi aktif dari Pemerintah Kabupaten Karangasem terlihat dari kehadiran Para Kepala OPD, Kabag, Camat, Perbekel, Bendesa Adat, Kawil, Kepala Pasar, dan Kelompok Tani Se-Kabupaten Karangasem. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan dan komitmen dalam mendukung upaya pelestarian dan pengembangan Salak Agroforestry System di Kabupaten Karangasem. Semua pihak diharapkan dapat bersinergi untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program tersebut.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami