search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Penterjemah Kaum Difabel Ketut Kanta Rintis Kelompok Usaha Kain Tenun Bengkala
Sabtu, 25 Mei 2024, 20:45 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kisah Penterjemah Kaum Difabel Ketut Kanta Rintis Kelompok Usaha Kain Tenun Bengkala.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kelompok ekonomi masyarakat Desa Bengkala khususnya perajin kain tenun yang sejak tahun 2015 didirikan sampai kini masih eksis dalam usahanya. 

Terlebih anggotanya berasal dari kaum difabel yang tuna rungu dan tuna wicara atau istilah Bali "Kolok". Ini tidak lepas dari kegigihan Ketut Kanta membantu masyarakat Desa Bengkala yang kebanyakan kolok secara keturunan.

Ditemui usai acara pemberian bantuan sembako kepada 22 keluarga oleh Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ny. Ida Mahendra Jaya dan Pj. Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana dalam menyambut puncak peringatan Hari Kesatuan Gerak PKK ke-52 Tahun 2024. 

Ketut Kanta (67) menuturkan, bahwasannya kelompok usaha tenun yang ia dirikan berawal keinginannya membantu menterjemahkan bahasa isyarat yang ia kuasai kepada orang luar Bengkala yang berkunjung ke desanya.

Gayung bersambut, organisasi FLIP Mas Ngayah Bali atau Forum Layanan Ipteks Masyarakat Ngayah Bali yang merupakan organisasi sosial dari perkumpulan dosen-dosen di Bali menginisiasi untuk mengembangkan potensi wilayah Desa Bengkala dengan memberdayakan kaum difabel khusus kaum perempuan yang memiliki hobi untuk menenun.

"Dulu kami menanyakan kepada masyarakat tidak hanya kaum difabel untuk bekerja dalam menambah penghasilan keluarga. Kebanyakan warga kami pekerjaanya bertani dan berkebun, tukang juga. Nah saya tanya para perempuan lebih menyukai pekerjaan yang santai dan tidak panas. Ya kami salurkan hobi mereka seperti membuat dupa, membuat inke dan tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM),"ungkapnya.

Lebih lanjut ujar Ketut Kanta di tahun 2015, pihaknya mendapat bantuan dari CSR Pertamina untuk mengembangkan kelompok usahanya yaitu dupa, inke dan tenun. Seiring berjalan waktu pemerintah juga sangat peduli dengan kami dengan memberikan pelatihan, pembinaan kepada anggotanya, sehingga produksi dari kelompok usahanya makin variatif khususnya kain tenun.

Karena berkembangnya usaha khususnya kerajinan tenun,maka di tahun 2018 diperluas lagi usahanya dan pihaknya merelakan lahannya sebagai balai usaha ekonomi masyarakat Desa Bengkala. Pertimbangannya dari masyarakat, dinilai sangat berperan dalam menyambungkan komunikasi dengan masyarakat luar, beliau sangat peduli, sabar terhadap kaum disabilitas. Atas hal itu pihaknya bersedia menggunakan lahannya sebagai perluasan usaha.

"Usaha kain tenun ini rata-rata berproduksi 30-40 lembar kain perbulan dengan harga Rp300 ribu- Rp. 400 ribu dengan 5 ATBM dan bahan bakunya dibeli langsung di Ubud Gianyar. Perkain mendapat upah Rp100 ribu yang bisa diselesaikan 2- 3 hari tergantung motif dan tingkat kesulitan" paparnya.

Ditambahkan, kelompok usaha tenun ini yang merupakan binaan dari Pertamina pernah diikutkan lomba dari Kementerian Lingkungan Hidup RI dan berhasil menjadi juara dengan peringkat PROPER EMAS.

Pihaknya berharap ke depan agar hasil produksi tenun kelompoknya dapat dipasarkan secara luas dan kontinu, sehingga anggotanya terus berproduksi dan kesejahteraan anggotanya meningkat.

Di pengujung Ketut Kanta sangat berterima kasih atas kehadiran ibu Pj. Gubernur Bali dan ibu Pj.Bupati Buleleng di desanya karena telah membantu warga kaum difabel yang kurang mampu, sehingga dapat meringankan beban ekonomi keluarganya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami