search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Akademisi Beber Pentingnya Sumur Penampung Air Hujan di Bali
Rabu, 31 Juli 2024, 10:50 WITA Follow
image

beritabali/ist/Akademisi Beber Pentingnya Sumur Penampung Air Hujan di Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Akademisi yang juga Guru Besar Ergonomi Politeknik Negeri Bali (PNB), Prof. Dr. Lilik Sudiajeng, menjelaskan pentingnya sumur pemanenan atau penampung air hujan dalam upaya edukasi masyarakat serta pengelolaan sumber daya air. 

Prof. Sudiajeng menekankan bahwa sumur penampung air hujan memiliki perbedaan signifikan dibandingkan dengan sumur resapan.

"Sumur resapan umumnya menampung semua jenis air, termasuk air buangan, sehingga memerlukan proses filtrasi yang lebih ketat. Sementara itu, sumur pemanenan air hujan dirancang khusus untuk mengumpulkan air hujan secara langsung," ujar Prof. Sudiajeng, Selasa (30/7/2024) di Sanur, Denpasar.

Menurutnya, pembangunan sumur pemanenan air hujan di area publik memiliki manfaat ganda. Selain berfungsi sebagai infrastruktur penampung air, sumur ini juga berperan sebagai media edukasi bagi masyarakat. 

"Sumur pemanenan air hujan dapat dibangun di lokasi-lokasi publik seperti halaman sekolah, balai banjar, dan gelanggang olahraga. Ini tidak hanya membantu mengelola sumber daya air tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan air hujan," jelas Prof. Sudiajeng.

Sebagai contoh, Prof. Sudiajeng menyebutkan proyek sumur pemanenan air hujan yang telah berhasil dibangun di Desa Munduk, Kabupaten Buleleng. "Sumur ini dapat menghasilkan air resapan dengan kapasitas mencapai 41 meter kubik per jam. Ini menunjukkan betapa efektifnya sumur pemanenan air hujan dalam meningkatkan cadangan air tanah," tambahnya.

Air hujan yang dikumpulkan oleh sumur ini akan meresap ke dalam tanah dan mengalir ke wilayah yang lebih rendah, berfungsi sebagai cadangan baru air tanah. Dengan demikian, selain mengurangi risiko banjir, sumur pemanenan air hujan juga berkontribusi terhadap keberlanjutan sumber daya air.

Prof. Sudiajeng mengajak masyarakat untuk mendukung inisiatif ini dan berpartisipasi dalam edukasi mengenai pengelolaan air. "Melalui pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat, kita dapat bersama-sama menjaga dan mengelola sumber daya air dengan lebih baik," tutupnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami