Penyebab Tewasnya Gung Balang dan Istri Masih Misteri, Keluarga Tolak Autopsi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tewasnya pasangan suami istri (pasutri) Anak Agung Ketut Ngurah Setyawan alias Gung Balang (38) dan istrinya Anak Agung Sri Agung (38) di dalam kamar rumahnya di Jalan Kebo Iwa Utara, Banjar Pagutan, Desa Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, pada Senin 23 September 2024, masih menyimpan misteri.
Namun pihak keluarga menyatakan sudah ikhlas menerima kejadian tersebut dan tidak akan melakukan autopsi.
Hingga kini, Polisi belum bisa mengungkap motif kematian pentolan ormas di Bali tersebut. Padahal kematian pasutri itu cukup janggal, ada ditemukan luka tusuk. Gung Balang mengalami tusukan di dada kiri, sedangkan istrinya luka tusuk di leher bagian kanan.
Kemudian, saat ditemukan tewas di dekat keduanya terdapat sebilah pisau bergagang kayu. Sementara Polisi menduga, pasutri itu tewas karena ulah pati.
Terkait kematian pasutri itu, anak kandung Gung Balang yakni AAKNS (19) buka suara. Ia mengatakan bahwa ayah dan ibunya selama hidup berumah tangga tidak pernah ada masalah. Bahkan, mereka sempat makan malam bersama keluarga di rumahnya, pada Minggu 22 September 2024.
"Ajik dan ibu tidak pernah ada masalah. Semua baik baik saja, kami sempat makan bareng di Minggu malam, kebetulan ada acara kecil-kecilan juga kami masak ayam, makan bersama," bebernya ke awak media, pada Kamis 26 September 2024.
Hanya saja, kata AAKNS mengatakan dalam pertemuan itu Gung Balang mengucapka kata kata kematian. Pentolan ormas itu mengatakan ingin meninggal bersama dengan istri yang dicintainya tersebut.
"Ajik bilang mau meninggal bareng, (artinya) mengungkapkan cintanya sehidup semati, maksudnya meninggal bareng-bareng kalau memang beneran sayang," ujar AAKNS.
Kata-kata Gung Balang tidak ditanggapi anak anaknya dan keluarganya, mereka menganggap perkataan itu sebatas candaan semata.
"Suasanya saat itu sedang bercanda-lah, lagi gurau gurau, jadi tidak sangka kejadian begini," ujarnya.
Usai acara makan keluarga, Gung Balang dan istrinya masuk ke kamar dan mengunci pintu. Hal itu menurut keluarga sudah biasa dilakukan tatkala pasutri itu berduaan atau yang akrab disebut "family time."
Esoknya sekitar pukul 11.00 Wita, pasutri itu belum bangun. Sang anak mencoba menggedor pintu kamar namun tidak ada respon. "Saat itu belum curiga. Saya kira ajik dan ibu masih istirahat," ungkapnya.
Remaja itu lanjut beraktivitas seperti biasa. Namun, saat pulang ke rumahnya sekitar pukul 18.00 Wita, AAKNS curiga karena suasana rumah gelap dan lampu mati. Sedangkan, kamar Gung Balang dan istrinya masih terkunci.
Sehingga, AAKNS berinisiatif memanggil keluarga besar untuk membuka pintu kamar sekitar pukul 21.00 Wita. Mereka pun mencongkel pintu kamar yang terkunci dari dalam tersebut menggunakan linggis.
Tragis, ketika pintu kamar terbuka mereka terkejut mendapati ayah dan ibunya tewas bersimbah darah dalam keadaan berpelukan. Tepat di ujung kasur, ditemukan pisau bergagang kayu. Kejadian ini dilaporkan kepada Kelian Dinas dan diteruskan ke pihak kepolisian.
Diterangkan AAKNS, dalam beberapa hari ini tidak ada orang lain yang bertamu ke rumah, bahkan masuk ke kamar Gung Balang. Bila pun ada, pasti dia dan adiknya mengetahui hal tersebut.
"Kalau ada (tamu atau masuk kamar), pasti kami tahu, adik saya pasti standby di sini 24 jam," bebernya.
Diketahui, sosok Gung Balang tidak memiliki musuh dan orangnya humble. Setelah kematian tersebut, teman-temannya banyak datang ke rumah duka dan menyampaikan bela sungkawa.
Terang AAKNS, pihak keluarga sudah ikhlas dengan kepergian sang ayah dan ibu. Mereka tidak ada permintaan autopsi. Mereka sedang menunggu jenazah keduanya bisa dipulangkan dari RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, agar bisa dilaksanakan upacara pemakaman.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/spy