search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pakar Sebut Rusia Ada Utang Budi Bantu Iran Lawan Israel
Senin, 7 Oktober 2024, 10:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pakar Sebut Rusia Ada Utang Budi Bantu Iran Lawan Israel

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sejumlah pakar menilai Rusia berutang budi ke Iran karena bantuan negara Timur Tengah ini dalam invasi Negeri Beruang Merah ke Ukraina.

Iran disebut mengirim ratusan rudal jarak pendek ke Rusia. Senjata itu lalu dipakai untuk berperang di Ukraina.

Para analis menilai Rusia hutang budi ke Iran dan perlu membantu negara tersebut saat melawan Israel.

"Rusia telah bekerja sama erat dengan Iran selama dua setengah tahun terakhir, secara eksklusif di bidang militer," kata spesialis kajian Rusia, Ruslan Suleymanov, dikutip Al Jazeera.

Suleymanov mengatakan senjata Iran sangat diminati. Permintaan senjata dari Rusia ke negara tersebut juga meningkat.

"Dan Rusia menjadi tergantung ke senjata Iran," kata dia.

Suleymanov lalu berujar, "Sehingga, Rusia terpaksa mendukung sekutu Iran di Timur Tengah seperti gerakan Hizbullah."

Sikap Rusia semacam itu, kata dia, tampak menunjukkan negara ini jatuh ke orbit Iran.

Pendiri Pusat Interaksi dan Kerja Sama Internasional Alexey Malinin juga mengatakan eskalasi di Timur Tengah menjadi perhatian serius bagi Rusia.

Dia menyebut Rusia berulang kali menyerukan solusi diplomatik.

"Namun, upaya-upaya ini terus-menerus menghadapi pertentangan, yang dinyatakan dalam keinginan Amerika Serikat untuk mendukung Israel dalam hampir semua situasi, terutama dalam hal militer," kata Malinin.

AS selama ini mengklaim untuk mengupayakan perdamaian di Timur Tengah dengan solusi politik.

Namun, mereka selalu membela dan mendukung Israel dengan dalih pertahanan diri.

Malinin juga memandang dukungan deras AS yang justru mengubah Lebanon menjadi medan perang dan menegasikan gagasan sendiri.

Rusia sementara itu punya kebijakan yang berbeda dengan AS. Suleymanov menyebut pemerintahan Vladimir Putin tak menginginkan ada perang besar.

Sikap Rusia soal eskalasi di Timur Tengah terlihat saat Iran menyerang secara langsung wilayah Israel pada April lalu.

"Ketika Iran dan Israel tampak sudah memasuki perang besar, Rusia tidak secara tegas memihak Iran. Rusia mendesak Iran dan Israel untuk menahan diri," ungkap Suleymanov.

Namun di saat yang sama, dia memandang Rusia mendapat keuntungan dari kekacauan di Timur Tengah.

Fokus Amerika Serikat terkait Ukraina saat ini teralihkan dengan konflik di kawasan tersebut.

"Mereka perlu banyak waktu untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah," kata Suleymanov.

Rusia dan Iran memiliki musuh bebuyutan yang sama yakni Amerika Serikat. Kedua negara tersebut juga punya sekutu yang sama yaitu Presiden Suriah Bashar Al Assad. Namun, di sisi lain Rusia memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Selain itu, Rusia juga menjadi anggota kelompok yang memediasi Israel-Palestina Kuartet Timur Tengah.

Kelompok tersebut terdiri dari Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Untuk meredakan ketegangan dengan Israel, Moskow menggunakan pengaruh mereka membujuk Teheran agar merayu Hizbullah mundur dari perbatasan Suriah-Israel. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami