Festival Sastra di Ubud Undang Dua Paslon Pilgub Diskusi Tentang Persoalan Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Festival sastra tahunan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) akan kembali digelar pada 23-27 Oktober 2024. Event ajang bertemunya sastrawan dari seluruh dunia ini tak terasa sudah menginjak di edisi ke-21.
Namun edisi kali ini ada yang membuatnya terasa berbeda dibandingkan event UWRF tahun-tahun sebelumnya. Di antaranya banyaknya pembicara dari seluruh dunia yang hingga mencapai 300 orang, dan satu lagi adalah ada sesi khusus bagi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali.
Founder UWRF Janet DeNeefe mengatakan sesi diskusi dua paslon gubernur dan wakil gubernur ini nantinya akan berlangsung dalam bentuk diskusi. Hal ini menurutnya penting, karena para penggiat sastra di Bali juga ingin mengetahui apa visi dan solusi dari semua persoalan yang saat ini mengemuka di Bali.
"Saat ini banyak isu di Bali seperti overdevelopment, kemacetan, dan lingkungan di Bali, kami ingin memberi ruang bagi calon pemimpin ini menjelaskan apa solusi mereka tentang permasalahan tersebut," ungkap Janet yang merupakan istri dari Ketua PSSI Bali Ketut Suardana saat jumpa pers UWRF 2024 di Sanur, Denpasar (10/10/2024).
Sementara untuk jadwal sesi dua paslon tersebut, Koordinator Hubungan Media UWRF 2024 Dewi Setiawan menambahkan pihaknya sudah menyampaikan undangan tersebut, namun masih disesuaikan dengan jadwal masing-masing paslon.
"Karena juga momentum Pilkada, kita kontak calon gubernur dan sudah siapkan slot diskusinya tapi masih mengatur jadwal dari paslon. Kita berikan ruang karena banyak sekali pertanyaan yang kita ingin ajukan," ujarnya.
"Kita akan buat ruang dialog, apa sih visi mereka untuk Bali kemudian memberikan ruang buat orang Bali untuk mempertanyakan banyak hal," imbuhnya.
Adapun UWRF 2024 akan diikuti 70 lebih penulis, seniman, aktivis, akademisi, dan pegiat kebudayaan Bali akan meramaikan festival ini, berbagi panggung dan menjadi bagian dari lebih dari 250 pembicara yang dihadirkan dari berbagai penjuru Indonesia dan dunia, mulai dari India, Australia, Korea Selatan, Palestina, Amerika Serikat, hingga Malta.
Tema tahun ini mengangkat ‘Satyam Vada Dharmam Chara: Speak the Truth, Practice Kindness’, mengambil inspirasi dari epik Mahabharata dan dikaitkan dengan konsep filosofi Hindu Bali ‘Tri Pramana’, menekankan pentingnya mengamalkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan melalui Bayu (kemampuan untuk hidup), Sabda (kemampuan untuk bersuara), dan Idep (kemampuan untuk berpikir).
Sebagai festival sastra, UWRF ingin mendorong peran penulis dalam mempromosikan kedua nilai ini melalui karya-karyanya. Dari puluhan penulis, beberapa di antaranya ada Oka Rusmini (Penulis Bali), Pranita Dewi (penyair dan penulis) dan Carma Mira (penulis dan dosen Sastra Jawa Kuno Unud).
Editor: Robby
Reporter: bbn/tim