search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tidak Terima Dipecat Karena Main HP, Buruh Proyek di Kutuh Bentrok
Kamis, 17 Oktober 2024, 21:54 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tidak Terima Dipecat Karena Main HP, Buruh Proyek di Kutuh Bentrok.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Aksi keributan pecah di proyek Vila di Jalan Gunung Payung Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, pada Rabu 16 Oktober 2024 sekitar pukul 21.00 WITA. 

Sekelompok pemuda asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengamuk membawa pisau, batu dan balok kayu karena tidak terima temannya dipecat dari pekerjaanya sebagai buruh proyek.  

Sedikitnya, lima buruh proyek mengalami luka-luka akibat keributan tersebut. Keributan antarpekerja proyek itu berhasil dicegah pecalang setempat dan mengamankan 1 pelaku bernama Martinus Tamo Bapa (23). Dua pelaku lainnya melarikan diri dan masih dikejar aparat kepolisian. 

Keributan antar sesama pekerja proyek itu dipicu pemecatan seorang buruh bernama Evan. Pria asal Sumba Barat Daya NTT ini dipecat oleh mandor proyek, Gede Redipa, karena sering bermain HP saat bekerja. 

Evan tidak terima dipecat dan menghubungi temannya di proyek lain di daerah Kerobokan untuk datang ke proyek Villa di Jalan Gunung Payung, Kuta Selatan, pada Rabu 16 Oktober 2024. 

Sekitar pukul 21.00 WITA, datanglah 3 temanya salah satunya pelaku Martinus Tamo Bapa, dan rekanya Yusuf dan Domi. Ketiganya langsung masuk ke vila dan menyerang pekerja disana dengan menggunakan balok kayu, batu, dan pisau. 

Salah seorang pekerja bernama Thomas Tari Wungo (26) asal Sumba Barat Daya NTT juga diserang oleh pelaku Martinus Tamo Bapa dengan balok kayu. Saksi yang tidak mengenal pelaku ini mencoba menangkis dengan tangan kanan namun nahas, tangannya jadi bengkak dan lecet pada jari kelingking. Ia juga terkena lemparan batu dan mengenai pinggang. 

Sementara mandor proyek, Gede Redipa mengetahui adanya keributan di proyek setelah dihubungi anak buahnya sekitar pukul 01.00 dini hari. Ia bergegas menuju proyek untuk melihat apa yang terjadi. 

Setiba di proyek, ia melihat ada sekitar 5 buruh proyek mengalami luka-luka akibat penyerangan tersebut. Sang mandor lalu meminta bantuan ke pecalang yang berjaga di depan jalan dekat villa untuk mengamankan situasi. 

Menurut Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, dari aksi penyerangan itu salah seorang pelaku berhasil diamankan yakni, Martinus Tamo Bapa asal Sumba Barat Daya, NTT. 

Dalam pengakuannya ke Polsek Kuta Selatan, ia datang ke TKP proyek sekitar pukul 21.00 WITA setelah dihubungi oleh rekannya, Evan. Saksi Evan mengaku dikeroyok oleh buruh proyek hingga pelaku emosi. 

Ia lalu menghubungi temannya Yusuf dan Domi untuk diajak ke proyek Vila Jalan Gunung Payung, Desa Kutuh, Kuta Selatan, dengan mengendarai sepeda motor.  

"Jadi, pelaku mengaku datang ke TKP karena tidak terima melihat rekanya Evan dikeroyok buruh proyek," bebernya. 

Setiba di proyek Villa, mereka langsung menyerang siapa saja yang ditemui di proyek tersebut. Saat menyerang, mereka memilih kabur karena melihat pecalang dan warga setempat datang ke lokasi. 

Namun apes bagi pelaku Martinus Tamo Bapa, ia ditinggal oleh rekan-rekannya. Sehingga pelaku berhasil diamankan oleh pecalang setempat. Pelaku kini diamankan di Polsek Kuta Selatan. "Dua pelaku lain (Yusuf dan Domi) masih dalam pengejaran," ungkap AKP Sukadi. 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/spy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami