search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Harris Kalah dari Trump di Pilpres AS, Demokrat Salahkan Joe Biden
Kamis, 7 November 2024, 07:37 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Harris Kalah dari Trump di Pilpres AS, Demokrat Salahkan Joe Biden

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini, Joe Biden, dianggap sebagai biang kerok kekalahan calon presiden Partai Demokrat Kamala Harris dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024.

Beberapa pejabat Partai Demokrat menyalahkan Joe Biden segera setelah kekalahan Kamala Harris dari Donald Trump di Pilpres AS 2024. Trump sendiri merupakan capres dari Partai Republik.

"Biden akan sangat disalahkan atas hal itu (kekalahan Harris di Pilpres AS)," kata seorang pejabat senior kampanye Harris kepada CNN. "Dan sejujurnya, dia seharusnya begitu," tambahnya.

Ada banyak cara pejabat Partai Demokrat dengan cepat mengecam Biden atas kembalinya Trump ke Gedung Putih.

Bagi banyak orang, hal itu sudah ada sejak keputusan Biden untuk mencalonkan diri kembali sebagai presiden untuk masa jabatan kedua, alih-alih memenuhi janji kampanye 2020-nya untuk menjadi presiden "transisi" dan "jembatan".

Dalam skenario di mana Biden memutuskan untuk tidak mencalonkan diri lagi selama empat tahun di Gedung Putih, Demokrat mengatakan, akan ada kontes utama Demokrat yang kuat untuk memilih calon partai berikutnya dan dengan itu, saatnya bagi calon tersebut untuk menyiapkan dan menjalankan kampanye mereka sendiri.

Sebaliknya, keputusan Biden untuk tetap ikut dalam pencalonan meskipun ada kekhawatiran dari banyak Demokrat, yang menyebabkan Biden akhirnya dipaksa keluar dari pencalonan hanya beberapa bulan sebelum Hari Pemilihan, dan hal tersebut tidak memberi Harris pilihan selain mengikuti pencalonan yang sangat terbatas.

Partai ini juga dianggap tidak pernah mendapat kesempatan untuk memutuskan apakah Kamala Harris, pada kenyataannya, adalah calon terkuat Partai Demokrat, yang diajukan untuk melawan Trump.

Pada akhirnya, upaya cepat Harris selama beberapa bulan hingga Hari Pemilihan digambarkan seperti kampanye Biden dengan Harris sebagai kandidat teratas. "Itu adalah kampanye Biden dengan poster-poster baru," kata pejabat itu.

Dalam perolehan hitung cepat, Trump, yang merupakan capres AS dari Partai Republik, meraup70.700.924 suara popular sementara lawannya Kamala Harris, hanya meraup65.846.569 suara. Dari suara elektoral, Trump meraih 277 suara dari total 538 suara elektoral. Sementara itu, Harris meraih 224 suara elektoral. (sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami