search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kronologi Meru Pura Puseh Banjar Dinas Utu Penebel Tersambar Petir
Rabu, 13 November 2024, 16:59 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kronologi Meru Pura Puseh Banjar Dinas Utu Penebel Tersambar Petir.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Atap pelinggih meru di Pura Puseh, Banjar Dinas Utu, Desa Babahan, Kecamatan Penebel pada Selasa, (12/11) siang sekitar Pukul 14.00 WITA disambar oleh petir. Saat kejadian di wilayah Penebel sedang terjadi hujan deras.

Informasi yang berhasil dihimpun, Pada Selasa siang cuaca hujan deras disertai petir di wilayah Banjar Dinas Utu dan sekitarnya. Informasi dari I Wayan Sukanata, 70 tahun yang merupakan pemangku Pura Puseh, Banjar Dinas Utu, Desa Babahan saat itu, ia berada di rumahnya yang berjarak sekitar 50 meter dari Pura Puseh. 

Ia sempat mendengar suara petir menggelegar dan melihat bangunan pelinggih meru pada tumpang keenam terbakar. Sukanata sempat panik lalu menghubungi bendesa adat, dan bendesa adat mengumpulkan warga dengan membunyikan kentongan.

 

Selanjutnya bendesa adat setempat menghubungi petugas Damkar Pembak Tabanan dan Polsek Penebel. Api bisa dipadamkan oleh petugas dengan mengerahkan dua unit mobil damkar bersama masyarakat sekitar Pukul 15.00 WITA atau sekitar 40 menit setelahnya. 

“Kerugian hampir Rp 500 juta. Dugaan sementara api dipicu oleh sambaran petir,” ujar Kasi Humas Polres Tabanan Iptu I Gusti Made Brata.

Selain itu, bangunan meru yang terbakar berisikan meru tumpang tujuh yang beratapkan ijuk sehingga mudah terbakar. “Gedong pelinggih terbuat dari bahan kayu sehingga mudah terbakar,” ujarnya. 

Editor: Robby

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami