Mulang Pakelem di Gilimanuk Usai Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Ratusan umat Hindu mengikuti upacara mulang pakelem yang digelar khidmat di perairan Selat Bali, tepatnya di dermaga LCM Pelabuhan Gilimanuk, Jumat (25/7/2025).
Ritual ini merupakan bagian dari rangkaian upacara Swagara Kerti, yang bertujuan memohon keselamatan dan keharmonisan alam semesta, terutama wilayah laut.
Upacara yang sarat nilai spiritual ini dipuput oleh tiga sulinggih dan diselenggarakan oleh Desa Adat Gilimanuk dengan dukungan dari PT ASDP Indonesia Ferry. Puncak upacara ditandai dengan pelarungan seekor kerbau ke tengah laut menggunakan KMP Agung Samudra IX.
Kerbau dipilih sebagai simbol persembahan kepada kekuatan penjaga laut, sebagai bentuk penghormatan agar tercipta keseimbangan antara manusia dan alam. Selain kerbau, masyarakat juga melarungkan berbagai jenis sesaji sebagai wujud syukur dan harapan akan keselamatan bersama.
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, turut hadir dalam prosesi ini. Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan mulang pakelem menjadi pengingat pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam, terutama setelah musibah tenggelamnya kapal KMP Tunu Pratama Jaya yang terjadi belum lama ini.
“Upacara ini menunjukkan komitmen kita menjaga keharmonisan antara manusia dan alam. Semoga keselamatan senantiasa menyertai seluruh masyarakat, terutama yang beraktivitas di laut,” ujarnya.
Senada dengan itu, Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, menekankan nilai spiritual dari ritual ini sebagai warisan budaya sekaligus bentuk tanggung jawab kolektif masyarakat terhadap keselamatan perairan Gilimanuk.
“Ini adalah bagian dari tradisi dan kepercayaan masyarakat kami, agar selalu dalam lindungan Ida Sang Hyang Widhi,” ungkapnya.
Upacara mulang pakelem tahun ini menjadi momen reflektif dan spiritual yang penuh makna. Prosesi ini bukan hanya pelestarian tradisi, tetapi juga ekspresi keprihatinan dan harapan agar laut Selat Bali senantiasa aman dan memberi berkah bagi masyarakat Jembrana dan sekitarnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/jbr