search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rp 500 Juta untuk Bade Seberat 2 Ton
Jumat, 7 September 2007, 23:25 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Ribuan orang hadir dalam upacara pelebon keluarga Puri Saren Kangin Ubud, Cokorda Istri Putra Asmari (07/09). Upacara pembakaran jenazah ini menjadi istimewa karena jenazah dibawa ke kuburan dengan menggunakan bade (wadah jenazah) setinggi 20 meter dengan berat mencapai 2 ton.

 

Prosesi pelebon ini diawali dengan menaikkan jenazah almarhum ke atas bade bertingkat sembilan setinggi 20 meter. Proses menaikkan jenazah ke atas bade ini dilakukan beberapa kerabat puri dengan mengggunakan tangga khusus.

Sekitar pukul 13.30 waktu setempat, bade berisi jenazah Cokorda Istri Putra Asmari kemudian diberangkatkan ke kuburan yang berjarak sekitar 500 meter dari Puri Saren Kangin Ubud. Untuk mengangkat bade seberat 2 ton ini, diperlukan tenaga sekitar 300 orang dari 3 banjar atau dusun yang ada di Desa Peliatan Ubud.

Bersama bade atau wadah jenazah ini, juga diarak 2 patung lembu hitam, yang nantinya digunakan sebagai tempat untuk membakar jenazah. Agar bade dan lembu ini bisa sampai ke kuburan, semua kabel listrik dan telepon di sepanjang jalan yang dilewati diputus untuk sementara waktu.

Sesampainya di setra atau kuburan dalem Puri Desa Peliatan Ubud, jenazah Cokorda Istri Asmari yang wafat di usia 76 tahun ini kemudian diturunkan dari atas bade. Jenazah selanjutnya dimasukkan ke dalam lembu hitam dan mulai dibakar hingga menyisakan abu dan tulang, dan selanjutnya dilarung ke pantai.

Menurut tokoh puri Saren Ubud, yang juga menjadi panitia pelebon ini, Cokorda Artha Ardana Sukawati, upacara pelebon keluarga puri ini menghabiskan biaya lebih dari Rp 500 juta.

 

"Proses pengerjaan bade dan lembu dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat beberapa banjar di Ubud," jelasnya.
Meski menelan biaya yang tergolong besar untuk ukuran masyarakat biasa, upacara ini tetap dijalankan keluarga puri di Ubud karena merupakan tradisi warisan leluhur. Pelebon ini juga merupakan wujud bakti serta penghormatan terhadap jasa orang tua terhadap anaknya. 
 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami