search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petilasan Mbah Temon
Jumat, 15 Februari 2008, 09:12 WITA Follow
image

image.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Jika melintas di jalur Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di kawasan taman hutan bali barat, terdapat sebuah petilasan yang dikenal dengan nama petilasan Mbah Temon.Petilasan Mbah Temon, tepatnya terletak di Lingkungan Kelatakan Gilimanuk Jembrana.

Sebelum melakukan persembahyangan, pengunjung melakukan pembersihan diri di sumur kembar yg dinamakan Tirta Jaya Kusuma.

Sumur kembar terletak di kawasan suci di areal taman hutan bali barat, sekitar 75 meter ke arah selatan dari jalan raya Denpasar Gilimanuk.

Mencarinya tidak sulit karena terdapat papan nama yang cukup besar. Konon sumur kembar dibangun pada jaman penjajahan Belanda.

Di sekitar sumur kembar ini dulunya merupakan perkampungan penduduk, oleh masyarakat sekitar dijadikan sumber mata air karena sulitnya air pada saat itu.

"Dulu disini adalah perkampungan penduduk, dan sumur ini merupakan sumber mata air yang sangat dibutuhkan masyarakat, karena konon jaman itu sangat sulit mendapatkan air," ujar I Gede Rai, pengempon petilesan Mbah Temon.

Bagi pengunjung yang sudah melakukan penyucian diri di sumur kembar, pengunjung dapat melakukan persembahyangan di tempat suci petilesan Mbah Temon. Bagaimana sejarahnya? Seorang sesepuh di Melaya, yang bernama Mat Yamin, sekitar tahun 1954 melakukan semedi. Dari semedinya diketahuilah jika di tempat tersebut merupakan petilasan Mbah Temon.

 

Diberi nama Temon karena berasal dari kata temu atau ketemu, temon artinya mbah yg baru ketemu. Uniknya, di petilasan ini para pengunjung dibebaskan bersembahyang sesuai dengan agama yg dianutnya, karena petilasan Mbah Temon dikunjungi dari berbagai daerah di Indonesia yg beragam agama.

Para pengunjung yang bersembahyang di tempat ini biasanya memohon kesuksesan, kesejahteraan dan keselamatan. Petilasan ini cukup ramai dikunjungi. Salah seorang pengempon I Gede Rai, mengatakan bahwa petilasan ini memiliki dua hari raya raya."Petilasan ini memiliki 2 hari raya yaitu pada Redite Medangkungan dan satu Muharam bulan Suro," ujar Gede Rai. Mau berkunjung? 

Reporter: bbn/gus



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami