search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Harus Miliki Pemerintahan Berspektif Lingkungan
Senin, 24 Maret 2008, 17:48 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Masyarakat Bali berharap banyak kepada Gubernur terpilih pada Pilkada Juli mendatang. Lantas, bagaimana sosok Gubernur Bali harapan warga dari ‘kacamata’ seorang aktivis lingkungan? Agung Wardana, selaku ketua LSM Walhi Bali, berharap Pilkada Bali nanti bakal melahirkan seorang Gubernur yang memiliki perspektif lingkungan dalam menjalankan pemerintahannya, seiring pesatnya perkembangan industri pariwisata di Bali. 

“Harapan saya, Gubernur Bali nantinya harus bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Bali, tanpa harus mengeksploitasi Bali itu sendiri. Dalam hal ini, kita semua tahu kalau Bali itu bergantung pada sektor pariwisata. Namun yang perlu dipertimbangkan adalah, dampak apa saja yang bisa ditimbulkan oleh industri pariwisata terhadap lingkungan di Bali dan sejauh mana kontribusinya terhadap rakyat Bali,” ujar Agung ketika ditemui di kantornya, Senin (24/3).

Sebagai salah satu pulau yang memiliki pesona budaya dan daya tarik alam, Bali telah menjadi salah satu tujuan wisata dunia dengan angka kunjungan turis yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, seiring waktu Bali juga mengalami krisis terhadap pasokan sumber daya alam yang dimilikinya karena industri pariwisata yang ikut berkembang. “Bali dikunjungi satu setengah juta turis per tahunnya. Namun apakah meningkatnya angka kunjungan turis ke Bali tidak mengurangi sumber daya alam Bali yang telah diserap oleh tiga setengah juta penduduknya?. Jangan sampai Bali mengalami pemadaman listrik bergilir, gara-gara pihak hotel ingin tamunya tidur dengan lampu disko,” sentil Agung yang juga aktif mengkampanyekan World Silent Day (Hari Hening Sedunia).

Agung juga menyinggung semakin banyaknya ditemui kasus-kasus eksploitasi terhadap alam dan lingkungan yang terjadi di Bali sebagai ‘tumbal pemerintah’ dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). “Saya melihat pemerintahan di Bali saat ini ‘antara ada dan tiada’. Eksploitasi dan pengrusakan terhadap alam benar-benar menjadi sebuah tontonan. Saya sebutkan proyek Geothermal, reklamasi Serangan, Loloan Yeh Poh, dan masih banyak lagi proyek-proyek eksploitasi alam yang mengantongi ijin pemerintah,” ujarnya. “Saya rasa keberhasilan pemerintah sekarang adalah, keberhasilan dalam ‘menjual’ Bali dan sumber daya alam yang dimilikinya,” pungkasnya. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami